Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial, bukan ilmu penge ahuan alam ataupun ilmu kerohanian.  Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yg kategoris,  artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.     Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science ), bukan ilmu terapan ( applied science ). SIFAT  & HAKEKAT SOSIOLOGI      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak, artinya yg diperhatikan adalah pola dan peristiwa yg terjadi di dalam masyarakat. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian  dan pola umum. Sosiologi  merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan ilmu yang digunakanya.

PENGANTAR  SOSIOLOGI
Sosiologi awalnya cabang dr ilmu filsafat di kembangkan oleh Auguste Comte dr Perancis di pertengahan abad 18.Sosiologi bisa sebagai ilmu murni dan ilmu    pengetahuan terapan / praktis.Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan krn     sosiologi mengembangkan suatu kerangka    pengetahuan yang tersusun dan teruji yg berdasarkan pada penelitian ilmiah, dan mendasarkan kesimpulannya pada bukti bukti ilmiah.CIRI-CIRI UTAMA SOSIOLOGISosiologi bersifat empiris, krn berdasarkan   pada pengamatan (  observasi ) terhadap      kenyataan – kenyataan sosial dan hasilnya tidak  bersifat spekulatif.Sosiologi  bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha utk menyusun kesimpulan dari hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori yg sudah ada sebelumnya. Kemudian diperbaiki, diperluas, serta diperdalam.Sosiologi bersifat nonetis.KONSEP DASAR SOSIOLOGIKonsep dasar sosiologi terdapat dua pengertian ;                a. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan                 b. Sosiologi sebagai metode Secara etimologi, sosiologi berasal dari kata socious dan logosSocious artinya teman, logos yang berarti kata perkataan atau pembicara.Secara harfiah, sosiologi berarti berbicara   mengenai masyarakat.BEBERAPA TOKOH SOSIOLOGI MEMBERIKAN DIFINISI
  1. Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial , studi ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupanmasyarakat manusia yang diambil dari kehidupan di dalam masyarakat.
  2. Auguste Comte, ilmu yang mempelajari manusia sebagai makluk yg mempunyai naluri utk senantiasa hidup bersama dengan temannya.
  3. JAA Van Doorn dan CJ Lammars, ilmu pengetahuan    tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
  4. WF Ogburn dan Meyer F Nimkoff, merupakan penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial, dan hasilnya  yaitu organisasi sosial.
  5. Roucek dan Warren, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan kelompoknya.
  6. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial.
  7. Pitirin A Sorokin, ilmu yang mempelajari ;
  • a.       Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala sosial dgn gejala nonsosial, spt pengaruh  iklim terhadap watak manusia, dan pengaruh kesuburan tanah terhadap pola imigrasi penduduk.                               
  • b.   Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala atau fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat.                                
  • c.   hubungan maupun pengaruh timbal balik antara berbagai gejala sosial .

KEGUNAAN SOSIOLOGI
1. Perencanaan Sosial :
1.    Memahami perkembangan kebudayaan  masyarakat tradisional maupun modern.                               
2.    Memahami  hubungan manusia dgn  lingkungan alam, hubungan antargolongan, juga proses perubahan dan pengaruh
       penemuan baru terhadap masyarakat.                                
3.     Memiliki disiplin ilmiah yg didasarkan atas obyektivitas.                               
4.     Dengan berpikir secara sosiologis.                               
5.     Merupakan alat utk  mengetahui perkembangan masyarakat guna menciptakan  ketertiban  masyarakat.

 
2. PENELITIAN
1.   Memahami simbol kata-kata, kode, serta berbagai istilah yg digunakan masyarakat sbg obyek penelitian empiris.               
2.   Pemahaman pola-pola tingkah laku manusia dlm masyarakat.               
3.   Mempertimbangkan berbagai fenomena sosial yg timbul dlm kehidupan masyarakat, terlepas dr           prasangka subyektif.               
4.   Mampu melihat kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat atas        sebab-akibat tertentu.               
5.   Kehati-hatian dlm memjaga pemikiran yg rasional shg tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas.
 
3. PEMBANGUNAN    
Peningkatan taraf hidup masyarakat mencakup ;               
1.   Pembangunan harus bersifat rasiolistis.               
2.   Adanya rencana dan proses pembangunan.               
3.   Peningkatan produktivitas.               
4.   Peningkatan standart kehidupan.               
5.   Kesempatan yang sama utk berprestasi.    
 
Dalam pembangunan terdapatbeberapa tahapan ;               
1.   Perencanaan                
2.   Penerapan                
3.   Evaluasi.
 
4. PEMECAHAN MASALAH
   Masalah sosial  timbul dari kekurangan-kekurangan  dalam diri manusia  atau kelompok sosial yg bersumber pada faktor ;
  1.   EKONOMIS                               
2.   BIOLOGIS                               
3.   PSIKOLOGIS                                
4.   KEBUDAYAAN                
 
Pada  umumnya  yang  dianggap  masyalah  sosial ; 
1.   KEMISKINAN                              
2.   KEJAHATAN                               
3.   DISORGANISASI KELUARGA                               
4.   MASALAH GENERASI MUDA                               
5.   PEPERANGAN                               
6.   PELANGGARAN THD NORMA MASYARAKAT                               
7.   MASALAH KEPENDUDUKAN                               
8.   MASALAH LINGKUNGAN HIDUPMETODE-METODE SOSIOLOGI
  1. Metode Statistik
  2. Metode Eksperimen ( Percobaan )
  3. Metode Induktif  & Deduktif
  4. Metode Studi kasus
  5. Metode Survei Lapangan
  6. Metode Partisipasi
  7. Metode Empiris & Rasionalistis
  8. Metode Fungsionalis
  9. Metode Studi Pustaka
 
KONSEP-KONSEP TENTANG REALITA SOSIAL BUDAYA
  1. Masyarakat
  2. Interaksi Sosial
  3. Status & Peranan
  4. Nilai
  5. Norma
  6. Lembaga Sosial ( Pranata Sosial )
  7. Sosialisasi
  8. Perilaku Menyimpang
  9. Pengendalian sosial
  10. Proses Sosial
  11. Perubahan Sosial  Budaya
  12. Kebudayaan
HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI KONSEP REALITA SOSIAL BUDAYA
  1. Masyarakat & Kebudayaan
  2. Masyarakat & Interaksi Sosial
  3. Status & Peranan Sosial
  4. Nilai, Norma & Lembaga Sosial
  5. Perilaku Menyimpang & Pengendalian Sosial
DATA SOSIOLOGI TENTANG FENOMENA SOSIAL MASYARAKAT SETEMPAT
  1. Penurunan Kualitas Moral  ( Demoralisasi )
  2. Terorisme
  3. Merebaknya Kasus Perdagangan Anak
  4. Meningkatnya angka kemiskinan

 Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial. Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comtetahun 1842. Sehingga Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Selanjutnya Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology pada tahun 1876. Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Pengertian

Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.


Potret Auguste Comte.

Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.

Dalam buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.

Tiga tahapan itu adalah :

  1. Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
  2. Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
  3. Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.

Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.oe

Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

  • Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
  • Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
  • Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
  • Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.

Definisi Sosiologi

Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum

Pokok bahasan sosiologi

  • Fakta sosial

Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

  • Tindakan sosial

Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

  • Khayalan sosiologis

Khayalan sosiologis diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya.
Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah troubles dan issues. Troubles adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah trouble. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan issue, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

  • Realitas sosial

Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

Perkembangan sosiologi dari abad ke abad

 Perkembangan pada abad pencerahan

Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan

Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

 Gejolak abad revolusi

Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaum Rohaniawan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.


Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas

Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

  • Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
  • Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.
  • Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

Kelahiran sosiologi modern

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DALAM MASYARAKAT

Pada hakekatnya manusia ditakdirkan Tuhan mempunyai berbagai kebutuhan seperti : ekonomi, social maupun psikologis yang harus dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan di atas, maka manusia mau tidak mau harus berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi yang terjadi akan mendorong keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain. Keinginan inilah yang akan melahirkan masyarakat.

Dalam dunia keilmuan, masyarakat merupakan bidang kajian dari berbagai ilmu bila dilihat dari aspek yang disoroti. Salah satu aspek yang menyoroti masyarakat dilihat dari hubungannya adalah ilmu sosiologi. Untuk mengetahui tentang seluk beluk, sejarah dan hal-hal sosiologi lainnya, maka kita akan bahas di bab 1 ini.

 

SOSIOLOGI  

A.Sejarah Perkembangan Sosiologi

      Sosiologi lahir dari kekawatiran seorang filsuf Perancis yang bernama Auguste Comte pada abad ke-19 terhadap keadaan Peracis setelah terjadinya Revolusi Peracis. Comte melihat selain berdampak positif yakni demokrasi, revolusi perancis juga menyebabkan munculnya dampak negatif yakni kerusuhan, pertikaian maupun konflik. Gagasan untuk mengatasi berbagai masalah di Perancis inilah yang ia tuangkan dalam bukunya “Cours de Philosophie Postive”. Ia kemudian dikenal sebagai bapak sosiologi dunia.

B. Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan

      Apakah sosiologi adalah ilmu ? banyak pihak yang mempertanyakan itu. Namun, karena sosiologi mengandung ciri-ciri keilmuan maka Sosiologi dianggap Ilmu Pengetahuan.
      Pengetahuan beda dengan ilmu pengetahuan. Pegetahuan adalah kesan yang muncul dalam pikiran manusia akibat penggunaan panca indera. Dalam perkembangannya, pengetahuan dapat menjadi ilmu pengetahuan apabila telah ditelaah dengan metode ilmiah. Ada 4 ciri dari ilmu pengetahuan yakni :

  1. Empiris adalah ilmu pengetahuan didasarkan pada hasil observasi, tidak spekulatif dan hanya menggunakan akal sehat.
  2. Teoritis adalah ilmu pengetahuan merupakan hasil abstraksi dari hasil observasi.
  3. Kumulatif adalah ilmu pengetahuan dibentuk berdasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya, kemudian diperluas, diperbaiki  dan diperhalus dari teori-teori lama.
  4. Non-etis adalah ilmu pengetahuan tidak mempersoalkan baik atau buruknya fakta.
C. Pengertian Sosiologi
Ada 3 pengertian dari sosiologi, yakni :
1.      Etimologis (Asal kata)
Sosiologi berasal dari kata socius yang berarti masyarakat dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara etimologis sosiologi berarti ilmu masyarakat.

2.     Para Ahli
a.       Charles Ellwood
Sosiologi adalah pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dan golongannya asal dan kemajuannya, bentuk dan kewajibannya.
b.      Gustav Ratzenhofer
Sosiologi adalah pengetahuan tentang hubungan manusia dengan kewajiban untuk menyelidiki dasar dan terjadinya evolusi social serta kemakmuran umum bagi masyarakat.
c.       Herbert Spencer
Sosiologi adalah mempelajari tumbuh, bangun dan kewajiban masyarakat.
d.      Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta social yaitu fakta yang berisikan cara bertindak, berfikir dan berperasaan yang ada diluar individu.
e.       Max Weber
Sosiologi adalah mempelajari tindakan-tindakan social.
f.        Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara macam gejala-gejalan social, hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala social dan non social dan cirri-ciri umum dari gejala social.
g.       William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff
Sosiologi adalah ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap interaksi social dan hasilnya adalah organisasi social.
h.       Joseph Roucek dan Waren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia di dalam kelompok.
i.         Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur social dan proses-proses social termasuk perubahan-perubahan social.

3.      Pandangan secara umum (sosiologis)
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam masyarakat.

D. Objek Sosiologi
Objek sosiologi adalah masyarakat. Jadi masyarakat merupakan pokok bahasan utama. Di dalam masyarakat coba dikupas pelbagai peristiwa dan kejadian yang ada di dalamnya. Baik itu yang negatif maupun positif.

E. Tujuan Sosiologi

Tujuan utama sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Caranya adalah dengan mengembangkan pengembangkan pengetahuan yang objektif tentang gejala social yang ada di masyarakat.

F. Pokok Bahasan Sosiologi
Ada beberapa pokok bahasan sosiologi menurut para Ahli, yakni :
1. Emile Durkheim
Menurut Durkheim pokok bahasan sosiologi adalah fakta social.
2. Max Weber
Menurut Weber pokok bahasan sosiologi adalah tindakan social
3. Wright Mill
Menurut Mill pokok bahasan sosiologi adalah khayalan sosiologi.
4. Peter L. Berber
Menurut Berger pokok bahasan sosiologi adalah realitas social.

G. Kegunaan Sosiologi
Ada 2 kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Untuk pembangunan. Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.
2. Untuk penelitian. Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis akan diperoleh suatu peperencanaan atau pemecahan masalah sosial yang baik.

H. Metode dalam sosiologi
1. Ada 2 jenis penelitian sosiologi yakni :
    a. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa non angka.
    b. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data berupa angka
2. Ada 5 metode pengumpulan data :
    a. Angket adalah metode membagi sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden
    b. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab lesan kepada responden.
    c.  Observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengamati langsung di lapangan.
    d. Dokumentasi/dokumenter adalah metode pengumpulan data dengan mecari data dari buku atau media massa.

I. Peran Sosiolog dalam masyarakat
Ada beberapa peran sosiolog dalam masyarakat, yakni :
1. Sosiolog sebagai ahli riset adalah sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data.
2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan adalah sosiolog membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
3. Sosiolog sebagai ahli teknisi adalah sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat.
4. Sosiolog sebagai guru dan pendidik adalah sosiolog harus bersikat netral dan objektif.


 




NILAI SOSIAL

Picture


 
A.Pengertian
1.  
Sehari hari
Nilai diartikan sebagi harga, ukuran, angka kepandaian, kadar, mutu dan bobot.
2.    Sosiologi
Nilai diartikan sebagai sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat
Sedangkan nilai sosial, adalah penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama.
3.    Kamus Besar Bahasa Indonesia
Nilai didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau sifat penting dan berguna bagi kemanusiaan.
4.    Para Ahli
a.    Soerjono Soekanto
Nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang baik dan apa yang buruk
b.      Kimball Young
Nilai sosial adalah unsur-unsur abstrak dan sering tidak disadari tentang benar dan pentingnya.
c.       A.W. Green
Nilai sosial sebagai kesadaran yang berlangsung secara relatif, disertai emosi terhadap objek dan ide orang perorangan.
d.      Woods
Nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
e.       Robert M. Z. Lawang
Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga dan mempengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut.
f.        Kluckhohn
Semua nilai dalam setiap kebudayaan pada dasarnya mencakup lima masalah nilai pokok, yaitu :
1)        Nilai mengenai hakikat hidup
2)        Nilai mengenai hakikat karya
3)        Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
4)        Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam
5)        Nilai mengenai hakikat manusia dengan sesamanya

B.     Tolak ukur nilai
Tolak ukur nilai adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besasr masyarakat terhadap nilai sosial tertentu.

C.     Sumber nilai
Sumber nilai ada 2, yakni :
1.   Sumber Intrinsik atau sumber yang dari dalam manusia
2.   Sumber Ekstrinsik atau sumber yang dari luar manusia

D.     Nilai berdasarkan ciri-cirinya :
1.    Nilai dominan adalah nilai yang dianggap penting dibandingkan nilai lainnya. Misal : tradisi muludan di Cirebon, Ibadah haji, mudik, gelar kebangsawanan.
Ukuran penting tidaknya nilai didasarkan pada :
a.    Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.
b.    Berapa lama nilai itu dianut atau digunakan
c.    Tinggi rendahnya usaha orang untuk memberlakukan nilai itu.
d.    Prestise atau kebanggaan orang-orang yang orang-orang yang menggunakan nilai di masyarakat.

2.    Nilai mendarah daging (internalized value) adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berfikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar. Misal : Guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal, Prajurit  yang tidak mampu mengalahkan musuhnya dalam pertempuran akan merasa gagal.

E.      Jenis- jenis Nilai Sosial
Menurut Prof. Dr. Notonagoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis :
1.   Nilai material, yaitu segala benda yang berguna bagi manusia
2.   Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan kegiatan atau aktivitas
3.   Nilai spiritual, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai ini dibedakan lagi menjadi 4 macam, yakni :
a.    Nilai kebenaran (kenyataan), yang bersumber dari unsur akal manusia (rasio/akal, budi, cipta)
b.   Nilai keindahan, yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan, estetika)
c.    Nilai moral (kebaikan), yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa, etika)
d.   Nilai religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak

Pandangan nilai dari Ahli lain, yakni :
1). Nilai Immaterial atau nilai rohani adalah nilai yang tidak berwujud tidak bisa disentuh dan sulit untuk berubah. Misal : idiologi, gagasan, ide, peraturan-peraturan
2). Nilai Material adalah nilai jasmani atau nilai yang berwujud mudah dilihat, diraba dan memiliki karakteristik mudah berubah. Misal : gedung, karya seni dsb.

F.      Ciri-ciri Nilai sosial
1.   Merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat
2.   Dapat ditularkan
3.   Terbentuk melalui proses belajar atau sosialisasi
4.   Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial
5.   Dapat mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap setiap orang dalam masyarakat
6.   Dapat mempengaruhi pengembangan pribadi seseorang, baik positif maupun negatif
7.   Cenderung berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai.

G.     Fungsi nilai sosial
Ada beberapa fungsi nilai sosial menurut Drs. Suprapto, yakni :
1.   Dapat menyumbangkan seperangkat alat menetapkan “harga”sosial dari suatu kelompok
2.   Dapat mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
3.   Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial.
4.   Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok
5.   Sebagai alat pengawas/kontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang mau berperilaku sesuai dengan yang diinginkan sistem nilai.

NORMA SOSIAL

A.  Pengertian
Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakataan bersama dan bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia di dalam masyarakat guna mencapai ketertiban dan kedamaian.

Norma dalam masyarakat merupakan aplikasi atau perwujudan dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Misal : Di sekolah terdapat norma melarang seseorang membuang sampah sembarangan, dasar dari pembuatan norma ini adalah nilai kebersihan dan keindahan.

B.  Daya Ikat Norma
Norma-norma dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang daya ikatnya lemah, sedang, maupun kuat.

Dilihat dari daya ikatnya, norma dibagi :
1.   Cara (usage)
Cara adalah norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggar hanya mendapat sanksi dari masyarakat berupa cemoohan dan ejekan saja. Cara menunjuk pada suatu perbuatan. Contoh : bersendawa tanda kenyang, makan bersuara
2.     Kebiasaan  (Folkways)
Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih tinggi daripada cara. Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama karena orang banyak menyukai perbuatan tersebut. Contoh : kebiasaan menghormati orang lebih tua, kebiasaan menggunakan tangan kanan apabila hendak memberikan sesuatu kepada orang lain.
3.      Tata kelakuan (mores)
Adalah kebiasaan aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas atau kontrol. Tata kelakuan mengharuskan atau melarang anggota masyarakat untuk menyesuaikan tindakan terhadap apa yang berlaku. Pelanggaran terhadap tata kelakuan akan diberi sanksi berat seperti diarak di depan umum, atau dirajam. Contoh : larangan berzina.
4.      Adat istiadat (custom)
Adalah Tata kelakuan yang sudah terintegrasi secara kuat dengan pola-pola perilaku masyarakat dan dilakukan sebagian besar anggota masyarakat sehingga menjadi ciri atau identitas masyarakat.

C.            Sifat Norma
Ada 2 sifat norma, yakni :
1)    Norma formal adalah norma yang bersumber dari instansi yang formal atau resmi. Misal : aturan berasal dari negara, peraturan daerah dsb.
2)    Norma nonformal adalah norma yang biasanya tidak tertulis (lesan) dan jumlahnya lebih banyak daripada norma formal. Misal : pantangan adat dalam masyarakat.

D.  Jenis-jenis Norma
Ada 5 jenis norma-norma utama dalam masyarakat, yakni :
a.   Norma Agama
Adalah petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan bagi penganutnya agar mereka mematuhi segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Contoh : Semua agama melarang umatnya untuk berzina, sanksinya adalah rasa berdosa.
b.   Norma Kesopanan
Adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari sekelompok masyarakat.
Contoh : menghormati orang tua, tidak boleh meludah sembarangan.
c.   Norma Kelaziman
Adalah tindakan manusia mengikuti kebiasaan yang umumnya dilakukan tanpa pikir panjang karena kebiasaan itu dianggap baaik, patut, sopan, dan sesuai dengan tata krama.
Contoh : cara makan, cara minum, berjalan, berpakaian.
d.   Norma Kesusilaan
Adalah aturan yang datang dari suara hati sanubari manusia (insan-kamil).
Contoh : Jangan berzina
e.   Norma  Hukum
Adalah aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisi perintah atau larangan yang memaksa dan yang akan memberikan sanksi yang tegas bagi setiap orang yang melanggarnya.
Contoh : Wajib membayar pajak
f.     Mode
Adalah cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti oleh banyak orang.
Contoh : kelakuan wanita berbeda menurut mode pakaiannya.

     

     




INTERAKSI SOSIAL

Picture

  1. Pengertian
Ada beberapa pengertian dari interaksi social, yakni :
A. Kamus Besar Bahasa Indonesia Interaksi social adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi. Atau pengertian lain, Interaksi social adalah hubungan dinamis (saling aksi atau mempengaruhi) yang dinamis antara perseorangan dan orang atau perseorangan, antara perseorangan dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
B. Ahli
Gillin dan Gillin Interaksi social adalah hubungan social yang dinmis yang menyangkut hibungan antarindividu, indibidu dan kelompok, atau antar kelompok.
C. Secara umum
Interaksi social adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok.

2. Jenis Interaksi social
Ada 3 Jenis interaksi social, yakni :
1.      Individu dengan individu adalah interaksi antara individu satu dengan lainnya. Contoh : Ayah bercakap-cakap dengan ibu di teras rumah.
2.      Individu dengan kelompok adalah interaksi antara individu dengan kelompok. Contoh : Ibu guru mengajar murid di sekolah.
3.      Kelompok dengan kelompok adalah interaksi kelompok satu dengan lainnya. Contoh : Tawuran, pertandingan sepak bola

3. Ciri-ciri Interaksi social
Menurut Charles P Loomis, ada 4 ciri interaksi social, yakni :
1.      Jumlah pelaku dua orang atau lebih
2.      Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan symbol atau lambing
3.      Adanya dimensi   waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
4.      Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut.

4. Syarat Interaksi social
Menurut Soerjono Soekanto, Interaksi social harus memenuhi 2 syarat yaitu :
1.      Kontak social
Kontak berasal dari bahasa Inggris contact yang   berarti bersama-sama menyentuh.
Ada 2 sifat kontak social, yaitu :
a.       Kontak positif adalah kontak yang mengarah ke bentuk kerjasama.
b.      Kontak negatif adalah kontak yang mengarah ke bentuk pertentangan.
Ada 2 bentuk kontak social, yaitu :
a.       Kontak primer adalah kontak yang terjadi secara langsung bertemu muka. Misal : penjual dan pembeli di pasar.
b.      Kontak sekunder adalah kontak yang   terjadi melalui perantara. Misal : telpon, surat dsb.
Ada 2 jenis kontak sekunder, yakni :
1). Kontak sekunder langsung adalah kontak sekunder dimana pihak yang berinteraksi secara langsung dengan medianya.
2). Kontak sekunder tidak langsung adalah kontak sekunder dimana pihak yang berinteraksi meminta bantuan orang lain atau media lain yang tidak berhubungan langsung dengan komunikator.

2.      Komunikasi
Adalah seseorang memberi tafsiran terhadap perilaku dan perasaan yang dilakukan orang lain.
Ada 5 unsur pokok dalam komunikasi, yaitu :
a.       Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan.
b.      Komunikan adalah orang yang  dikirimi pesan
c.       Pesan adalah sesuatu yang disampaikan komunikator bisa berupa pesan, gagasan, perasaan dsb.
d.      Media adalah cara pesan disampaikan dapat berupa : lisan, tulisan, gambar, film dsb.
e.       Efek atau dampak yang ditimbulkan dari komunikasi yang dilakukan.

5. Faktor-faktor pendorong Interaksi social
Ada 5 faktor pendorong interaksi social, yaitu :
1.      Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. Misal : gaya bicara, tingkah laku, adat kebiasaan.
2.      Sugesti adalah seseorang memberi pandangan atau sikap lalu diterima orang lain tanpa pikir panjang. Misal : Reklame atau iklan di media massa.
3.      Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Contoh : seseorang mengidolakan ayahnya maka ia akan berperilaku, bersikap seperti ayahnya.
4.      Simpati adalah proses dimana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Misal : tetangga tertimpa musibah maka kita merasakan kesedihan dan berusaha membantunya.
5.      Empati adalah simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi psikis maupun fisik seseorang. Misal : Orang yang menjenguk orang sakit, ia jatuh sakit merasan orang yang dijenguk.

6. Bentuk-bentuk Interaksi social
Menurut Gillin dan gillin, ada 2 bentuk interaksi social yakni : Proses asosiatif dan disosiatif
1.      Proses asosiatif adalah proses mengarah   persatuan
Ada 4 proses asosiasi yakni :
a.       Kerjasama adalah usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Ada beberapa jenis kerjasama, yakni :
1.      Koalisi adalah kombinasi 2 organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan sama.
2.      Joint venture adalah kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu.
3.      Gotong royong adalah kerukunan
4.      Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih
5.      Kooptasi adalah penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya cara untuk menghindari konflik yang bisa mengguncang organisasi.

Bentuk lain kerjasama :
1.     
Spontan adalah kerjasama serta merta
2.      Langsung adalah kerjasama hasil dari perintah atasan atau penguasa
3.      Kontrak adalah kerjasama atas dasar tertentu
4.      Tradisional adalah kerjasama bagian unsure dalam system social, seperti gotong royong atau gugur gunung.

b.      Akomodasi adalah usaha untuk mengatasi atau menyelesaikan  pertikaian atau konflik.
Ada 1 bentuk akomodasi dalam masyarakat, yakni :
1).    Koersi adalah proses akomodasi secara paksa
2). Arbitrasi adalah penyelelsaian masalah lewat pihak ketiga yang memberikan keputusan mengikat kepada kedua belah pihak.
3). Mediasi adalah penyelesaian masalah lewat pihak ketiga yang tidak memberikan keputusan kepada kedua belah pihak(netral)
4). Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya.
5). Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak-pihak bertikai untuk mencapai kesepakatan.
6). Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang sifatnya formal
7). Stalemate adalah pihak yang bertikai mempunyai kekuatan seimbang tidak bisa maju ataupun mundur.
8). Adjudikasi adalah penyelesaian lewat pengadilan
9). Segregation adalah masing-masing pihak yang bertikai menghindar dalam mengurangi ketegangan.
10). Eliminasi adalah salah satu pihak yang berkonflik mengundurkan diri
11). Subjugation atau dominasi adalah pihak yang mempunyai kekuatan besar meminta pihak lain mentaatinya.
12). Mayority rules adalah penyelesaian masalah dengan voting
13). Konversi adalah penyelesaian masalah dimana salah satu pihak mengalah dan menerima pendapat pihak lain.
14). Genjatan senjata atau cease fire adalah pengangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu
15). Minority consent adalah golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan tetapi dapat melakukan kegiatan bersama.
c.       Asimilasi adalah berpadunya 2 budaya yang menghasilkan budaya baru sama sekali.
Faktor yang mempermudah asimilasi :
1). Sikap toleransi
2). Kesempatan yang seimbang dalam ekomoni
3). Sikap menghargai orang asing dan kebudayaan
4). Sikap terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat
5). Persamaan dalam unsure kebudayaan
6). Perkawinan campuran (amalgamasi)
7). Adanya musuh bersama dari luar
Faktor yang menghalangi asimilasi :
1). Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
2). Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
3). Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
4). Perasaan bahwa suatu golongan lebih tinggi dari golongan lain
5). Adanya perbedaan warna kulit atau cirri-ciri badan.
6). Adanya gangguan golongan minoritas terhadap golongan berkuasa
7). Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi
d.      Akulturasi adalah berpadunya 2 budaya yang menghasilkan budaya baru yang tidak meninggalkan ciri kebudayaan asal.
Misal : musik keroncong merupakan perpaduan antara musik portugis dengan musik Indonesia.

2.     
Proses Dissosiatif adalah proses mengarah ke pertikaian
Ada 3 proses disosiatif yakni :
a.       Persaingan adalah perjuangan dari beberapa pihak untuk mencapai tujuan tertentu.
Tipe-tipe persaingan adalah :
1). Persaingan ekonomi adalah persaingan yang timbul karena terbatasnya alat pemuas kebutuhan dibandingkan dengan jumlah kebutuhan.
2). Persaingan kebudayaan adalah persaingan budaya satu dengan lainnya.
3). Persaingan kedudukan dan peran adalah persaingan kedudukan atau peran satu kelompok atau individu dengan kelompok atau individu lain.
4). Persaingan ras adalah persaingan antara ras satu dengan lainnya.
Fungsi positif persaingan adalah :
1). Meningkatkan daya kreatifitas yang dinamis
2). Menimbulkan iklim kompetitif
3). Alat seleksi
Dampak persaingan :
1). Pengenalan kepribadian
2). Kemajuan
3). Solildaritas kelompok
4). Disorganisasi/perpecahan

b.      Kontravensi adalah keadaan diantara persaingan dan pertikaian.
Ada 5 bentuk kontravensi menurut Leopold von Wise dan Howard P. Becker  yakni :
1). Umum seperti penolakan, keengganan, perlawanan, protes, menghalang-halangi, melakukan kekerasan, atau mengacaukan rencana pihak lain.
2). Sederhana seperti menyangkal pendapat orang di muka umum, memaki melalui surat selebaran, mencerca.
3).  Intensif, seperti penghasutan atau menyebarkan desas-desus
4).  Rahasia, seperti mengumumkan rahasia lawan atau berkhianat
5). Taktis, seperti mengejutkan lawan, membingungkan pihak lawan, provokasi, atau intimidasi.

Tipe-tipe kontravensi adalah :
1). Kontravensi generasi
2). Kontravensi jenis kelamin
3). Kontravensi parlementer

c.       Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan untuk mencapai tujuan dengan jalan acncaman dan kekerasan.
Ada beberapa bentuk pertentangan yakni :
1). Pertentangan pribadi adalah konflik antara individu dengan individu
2). Pertentangan rasial adalah konflik antara ras satu dengan lainnya
3). Pertentangan antar kelas social adalah pertentangan antara kelas satu dengan lainnya.
4). Pertentangan politik adalah konflik antara golongan politik satu dengan lainnya.
5). Pertentangan internasional adalah pertentangan antara Negara satu dengan lainnya.
6). Pertentangan antar generasi adalah pertentangan generasi satu dengan lainnya.
7). Pertentangan antar kelompok adalah pertentangan kelompok satu dengan lainnya.
8).  Konflik antar status adalah konflik antara status satu dengan lainnya

 

 

 


SOSIALISASI

Picture


 

  1. PENGERTIAN
1. Secara Sosiologis
Sosialisasi adalah proses belajar individu terhadap nilai, norma dan kebiasaan lingkungannya.

2. Para ahli
a.       Peter Berger
Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai atau norma dari satu generasi ke generasi lainnya.
b.      David Gaslin
Sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota masyarakat.

2. AGEN-AGEN SOSIALISASI
Ada 4 agen sosialisasi, yaitu :

    1. KeluargaAdalah agen sosialisasi yang mengajarkan berbagai ketrampilan dasar manusia dalam berinteraksi dengan masyaraka. Keluarga merupakan agen sosialiasi utama dan pertama. Dalam pengertian umum keluarga dikenal dengan sebutan sosialisasi primer.

    1. Kelompok Sepermaianan
Adalah agen sosialisasi yang mengajarkan berbagai nilai berkaitan dengan peranan orang lain, seperti : keadilan, kebenaran, toleransi, atau solidaritas.

    1. Sekolah
Adalah agen sosialisasi formal dalaml masyarakat. Disini individu diajarkan berbagai nilai berbeda dengan agen sosilisasi yang lain. Nilai yang diajarkan seperti : kemandirian, prestasi, universalisme, dan spesifikasi.

    1. Media Massa
Adalah agen sosialisasi yang berperan untuk menginformasikan berbagai pesan ke masyarakat.

 

 

  1. BENTUK-BENTUK SOSIALISASI
Ada 2 bentuk sosialisasi, yakni :

    1. Sosialisasi Primer
Adalah sosialisasi yang pertama kehidupan manusia. Sosialisasi ini terjadi di keluarga.

    1. Sosialisasi Sekunder
Adalah sosialisasai yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluarganya, seperti : sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.

 

  1. TIPE SOSIALISASI
Ada 2 tipe sosialisasi, yakni :

    1. Sosialisasi Formal
Adalah sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku delam negara. Seperti : sekolah, pendidikan militer dan lingkungan kerja.

    1. Sosialisasi Informal
Adalah sosialisasi yang terjadi di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan. Seperti : antar teman, sahabat, anggota klub, dan kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

 

 

  1. POLA SOSIALISASI
Ada 2 pola sosialisasi, yakni :

    1. Sosialisasi Represif
Adalah sosialisasi yang menekankan pada pemberian hukuman terhadap kesalahan.

    1. Sosialisasi Partisipatoris
Adalah sosialisasi yang menekankan permberian imbalan ketika berperilaku baik.

 

  1. KEPRIBADIAN
    1. Pengertian
Menurut Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang individu dengan sitem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

 

    1. Tahap Perkembangan diri manusia
a.       Play stage

Tahap dimana anak mulai mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya. Misal : Seorang anak menjadi dokter-dokteran, sopir-sopiran.

b.      Game Stage

Tahap dimana anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Misal : Dalam sepakbola ada wasit, pemain, kiper dsb.

c.       Generalized others

Tahap dimana anak mempu mengambil peran orang lain secara lebih luas.

 

    1. Faktor yang mempengaruhi kepribadian
Ada 5 faktor yang mempengaruhi kepribadian, yakni :

a.       Warisan Biologis

Adalahl kepribadian yang di pengaruhi oleh faktor keturunan orang tua baik pihak ayah ataupun ibu.

b.      Lingkungan Geografis

Adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh perbedaan iklim, topografi (permukaan atau relief bumi) dan sumber alam.

c.       Kebudayaan atau lingkungan kebudayaan.

Adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh adat istiadat masyarakat setempat.

d.      Pengalaman kelompok atau lingkungan sosial

Adalah kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia bergaul.

e.       Pengalaman unik

Adalah kepribadian dipengaruhi oleh berbagai pengalaman yang berkesan begitu dalam bagi seseorang, baik buruk ataupun baik.

 

  1. HUBUNGAN SOSIALISASI DAN KEPRIBADIAN
Hubungan utama sosialisasi dan kepribadiana adalah kepribadian merupakan hasil dari proses sosialisasi. Kepribadian yang baik ataupun buruk merupakan hasil dari bagaimana ia bersosialisasi dalam lingkungannya.

 

 


PENYIMPANGAN SOSIAL

Picture


 
1. PENGERTIAN
Penyimpangan social adalah tindakana seseorang yang tidak sesuai dengan nila dan norma social. Contoh : pembunuhan, perampokan dsb.
 
2. BENTUK-BENTUK PENYIMPANGAN
Ada 2 bentuk penyimpangan social, yaitu :
a. Penyimpangan primer adalah penyimpangan dimana pelaku masih bisa diterima lagi oleh masyarakat. Penyimpangan ini bersifat termporer. Contoh : melanggar rambu-rambu lalu lintas.
b. Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan dimana pelaku sulit diterima masyarakat. Penyimpangan ini yang pada umumnya sering disebut penyimpangan social dalam masyarakat. Contoh : Pembunuhan, pencurian dsb.

3. SIFAT-SIFAT PENYIMPANGAN SOSIAL
Ada 2 sifat penyimpangan social,yakni :
a. Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang mengarah ke nilai yang lebih baik. Contoh : Emansipasi wanita
b. Penyimpangan negative adalah penyimpangan yang mengarah ke nilai yang lebih buruk. Contoh : pembunuhan, pencurian dsb.

4. PENYIMPANGAN DI LIHAT DARI PENYEBABNY
a. Penyimpangan akibat sosialisasi yang tidak sempurna, ada 2 pengertian adalah :
(1)   Penyimpangan akibat sosialisasi yang tidak sempurna adalah penyimpangan dimana terjadi ketidak sepadanan pesan-pesan yang disampaikan agen-agen sosialisasi dalam masyarakat. Contoh : merokok di sekolah tidak diperbolehkan, akan tetapi dalam kelompok bermain orang yang tidak merokok di jauhi teman-teman.
(2)  
Penyimpangan akibat sosialisasi yang tidak sempurna adalah penyimpangan akibat meniru perilaku yang salah dari teladan dari pimpinan yang salah. Contoh : korupsi atasan yang ditiru bawahannya.

b. Penyimpangan akibat subbudaya menyimpang, ada 2 pengertian adalah :
(1) 
Penyimpangan akibat subbudaya menyimpang adalah apabila terdapat perbedaan pandangan masa lalu dengan masa sekarang. Misal : Zaman dahulu korupsi adalah tindakan yang tercela tetapi masa sekarang dianggap hal yang wajar.
(2)  Penyimpangan akibat sub budaya yang menyimpang adalah apabila seseorang belajar pada kelompok yang menyimpang. Contoh : Ali masuk ke Gank Motor, kawasan kumuh dan kawasan prostitusi.

5. MACAM-MACAM PENYIMPANGAN SOSIAL
Ada 4 macam penyimpangan social adalah :
a. Kejahatan atau kriminalitas
adalah tindakan manusia yang tidak sesuai dengan aturan hokum.
Ada 5 jenis kejahatan, yakni :
(1)
Crime without victim atau kejahatan tanpa korban adalah kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain.
(2) Kejahatan Terorganisir (organized crime) adalah pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hokum. Misal : komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
(3) Kejahatan Kerah Putih (White collar crime) adalah kejahatan yang mengacu pada kejahatan  orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Misal : Korupsi, Kolusi.
(4) Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime) adalah kejahatan di lakukan orang-orang golongan rendah. Misal : Mencuri jemuran, sandal di masjid dsb.
(5) Penyimpangan Korporat adalah jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Misal : Perusahaan membuang limbah beracun.
b. Penyimpangan Seksual
adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Misal : Lesbian, Perzinahan, homoseksual dsb.
c. Konsumsi berlebihan
adalah penggunaan barang yang melebihi aturan yang semestinya. Misal : Narkoba dan alkoholisme.
d. Penyimpangan gaya hidup
adalah penyimpangan disebabkan oleh gaya hidup yang lain dari biasanya. Contoh : Eksentrik/Aneh (misal : lelaki beranting, cewek berambut pendek) dan arogansi/sombong (misal : sombong dengan kekayaan, kepandaian dsb.)  



Picture
  PENGENDALIAN SOSIAL

 

A. PENGERTIAN

Pengendalian social (social control) adalah upaya untuk mewujudkan kondisi seimbang di dalam masyarakat (social equilibrium).

Tujuan pengendalian sosial adalah mencapai keserasian antara stabilitas dan perubahan dalam masyarakat.

 

Pengertian para ahli :

1. Berber

Pengendalian social adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.

2. Roucek dan Warrant

Pengendalian social adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.

 

B. CARA PENGENDALIAN SOSIAL

Ada beberapa cara untuk mengenalikan anggota masyarakat agar tidak melakukan penyimpangan, yakni :

1. Pengendalian persuasive

Adalah pengedalian social dengan cara mengajak atau membimbing anggota masyarakat agar dapat bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pegendalian persuasive dibagi 2, yakni :

a. lesan

adalah pengendalian social dengan mengajak orang menaati aturan dengan berbicara langsung dengan bahasa lisan (verbal).

b. Simbolik

adalah pegendalian dilakuka dengan tulisan , spanduk, iklan layanan masyarakat dsb.

4. Pengendalian social koersif

Adalah pengedalian social yang menekankan pada tindakan atau ancaman yang menggunakan kekuatan fisik.

 

 

5. Pengendalian preventif adalah pengendalian social dengan cara memberi imbalan atas tindakannya agar sesuai dengan aturan masyarakat.

6. Pengendalian Represif

Adalah pengendalian social dengan tujuan memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya pelanggaran.

 

C ALAT ATAU JENIS UNTUK MENGENDALIKAN SOSIAL

1. Desas-desus atau gosip

Adalah kabar angin atau kabar burung yang menyajikan fakta belum tentu kebenarannya.

2. Teguran

Adalah perigatan kepada seseorang yang melakukan penyimpangan.

3. Sosialisasi

Adalah proses sosialisasi dengan memberikan ajuran secara terus menerus.

4. Tekanan Sosial

Adalah memberika sanksi kepada individu yang melakukan penyimpangan social.

5. Hukuman

Adalah menjatuhkan sanksi. Sanksi bersifat positif berisikan imbalan (reward), sedangkan sangsi bersifat negatif berarti hukuman bagi yang melakukan pelanggaran.

 

D. LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL

Ada beberapa lembaga yang berperan penting dalam pengendalian social, yakni :

1. Polisi

Adalah lembaga formal yang bertugas memlihara keamanan da ketertiban, mecegah dan mengatas perilaku menyimpang anggota masyarakat sehingga tercptanya ketertiban dalam masyarakat.

2. Pengadilan

Adalah lembaga formal yang memberika sanksi tegas kepada individu yang melakukan penyimpangan social.

3. Adat

Adalah lembga social dalam masyarakat tradisional yang bertugas menegakkan berbagai aturan yang sudah menjadi kebiasaan/tradisi masyarakat.

4. Tokoh Masyarakat

Adalah orang yang memiliki pengaruh atau wibawa, sehingga ia dihormati da disegai masyarakat.

Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda

Pendahuluan

Buku yang menjadi resensi saya dibawah ini dalam memnuhi tugas ujian tengah semester Paradigma Teori Sosial berjudul “ Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda “ yang ditulis oleh George Ritzer, seorang pakar sosiolog sekaligus filosof ini memiliki nilai bobot ilmiyah yang sangat baik untuk dijadikan sebagai buku pokok dan acuan mahasiswa yang mempelajari konsep sosiologi ataupun berupa pengantar. Dan seharusnya menjadi buku wajib bagi mata kuliah Sosiologi di berbagai perguruan tinggi. Buku asli yang berjudul “ Sosiology A Multiple Paradsigm Science “ ini diterjemahkan oleh Drs. Alimandan. Dikarenakan substansi buku ini yang sangat baik sekali, maka saya mencoba untuk mengambil buku ini sebagai resensi maupun resume bacaan dalam tugas mata kuliah Paradigma Teori Sosial ini.

Besar harapan saya agar buku ini dapat bermanfaat bagi saya maupun teman-teman saya yang lain yang membacanya. Dan diharapkan dengan di resumenya buku ini nilai ilmiyah dan sistematika penulisannya menjadi tak mengurangi isi pesan dan substansi dari buku tersebut.

 

Intisari dari setiap Bab

 

Bab I

Status Paradigma Sosiologi

Dalam paparan awalnya ini penulis buku menggambarkan dan menjelaskan tentang asal-usul lahirnya sebuah ilmu sosiologi. Dimana penulis menerangkan sejarah lahir dan terbentuknya cabang ilmu ini mulai pemisahan diri dari filsafat positif hingga memiliki nilai empiris bahkan terbentuknya paradigma sosiologi. Thomas Kuhn sebagai penggagas konsep tentang istilah pertamakali paradigma menempati posisi sentral ditengah perkembangan sosiologi hingga menempati kurun dekade yang cukup lama.

Gagasan Kuhn mengenai paradigma inilah yang mendorong generasi setelahnya yaitu Robert Friederich, Lodahl dan Cordon, Philips, Efrat ikut mempopulerkan istilah paradigma yang digagas oleh Kuhn. Kuhn melihat bahwa ilmu pengetahuan pada waktu tertentu didominasi oleh satu paradigma tertentu. Yakni suatu pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu cabang ilmu.

Lantas, istilah Kuhn ini menjadi suatu yang sangat tidak memiliki kejelasan hingga timbul istilah paradigma dipergunakan tak kurang dari dua puluh satu konsep paradigma yang kemudian direduksir oleh Masterman menjadi 3 bagian besar yaitu :

  1. Paradigma Metafisik
  2. Paradigma Sosiologi
  3. Paradigma Konstrak

Sehingga oleh Ritzer dapat ditarik kesimpulan bahwa sosiologi itu terdiri atas kelipatan beberapa paradigma. Dimana diantaranya terdapat pergulatan pemikiran yang terjelma dalam eksemplar, teori-teori, metode, serta perangkat yang digunakan masing-masing komunitas ilmuwan yang termasuk kedalam paradigma tertentu.

 

BAB II

Paradigma Fakta Sosial

Fakta sosial inilah yang menjadi pokok persoalan penyelidikan sosiologi. Fakta social dinyatakan oleh Emile Durkheim sebagai barang sesuatu (Thing) yang berbeda dengan ide. Barang sesuatu menjadi objek penyelidikan dari seluruh ilmu pengetahuan. Ia tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni (spekulatif). Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil diluar pemikiran manusia. Fakta sosial ini menurut Durkheim terdiri atas dua macam :

  1. Dalam bentuk material : Yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan diobservasi. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata contohnya arsitektur dan norma hukum.
  2. Dalam bentuk non-material : Yaitu sesuatu yang ditangkap nyata ( eksternal ). Fakta ini bersifat inter subjective yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia, sebagai contao egoisme, altruisme, dan opini.

Pokok persoalan yang harus menjadi pusat perhatian penyelidikan sosiologi menurut paradigma ini adalah fakta-fakta sosial. Secara garis besar fakta sosial terdiri atas dua tipe, masing-masing adalah struktur sosial dan pranata sosial. Secara lebih terperinci fakta sosial itu terdiri atas : kelompok, kesatuan masyarakat tertentu, system sosial, peranan, nilai-nilai, keluarga, pemerintahan dan sebagainya. Menurut Peter Blau ada dua tipe dasar dari fakta sosial :

    1. Nilai-nilai umum ( common values )
    2. Norma yang terwujud dalam kebudayaan atau dalam subkultur.

Ada empat varian teori yang tergabung ke dalam paradigma fakta sosial ini. Masing-masing adalah :

1. Teori Fungsionalisme-Struktural, yaitu teori yang menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya adalah : fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifestasi, dan keseimbangan.

2. Teori Konflik, yaitu teori yang menentang teori sebelumnya (fungsionalisme-struktural) dimana masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus menerus diantar unsure-unsurnya.

3. Teori Sistem, dan

4. Teori Sosiologi Makro

Dalam melakukan pendekatan terhadap pengamatan fakta sosial ini dapat dilakukan dengan berbagai metode yang banyak untuk ditempuh, baik interviu maupun kuisioner yang terbagi lagi menjadi berbagai cabang dan metode-metode yang semakin berkembang. Kedua metode itulah yang hingga kini masih tetap dipertahankan oleh penganut paradigma fakta sosial sekalipun masih adanya terdapat kelemahan didalam kedua metode tersebut.

 

BAB III

Paradigma Definisi Sosial

Paradigma pada definisi ini mengacu pada apa yang ditegskan oleh Weber sebagai tindakan sosial antar hubungan social. Inti tesisnya adalah “ tindakan yang penuh arti “ dari individu. Yang dimaksudkannya adalah sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Ada tiga teori yang termasuk kedalam paradigma definisi sosial ini. Masing-masing : Teori Aksi (action theory), Interaksionisme Simbolik (Simbolik Interactionism), dan Fenomenologi (Phenomenology).

Ketiga teori diatas mempunyai kesamaan ide dasarnya bahwa menurut pandangannya : manusia adalah merupakan aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Selain itu dalam ketiga pembahasan ini pula mempunyai cukup banyak kebebasan untuk bertindak diluar batas kontrol dari fakta sosial itu. Sesuatu yang terjadi didalam pemikiran manusia antara setiap stimulus dan respon yang dipancarkan, menurut ketiga teori ini adalah merupakan hasil tindakan kreatif manusia. Dan hal inilah yang menjadi sasaran perhatian paradigma definisi sosial. Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa penganut ketiga teori yang termasuk kedalam paradigma definisi sosial ini membolehkan sosiolog untuk memandang manusia sebagai pencipta yang relatif bebas didalam dunia sosialnya.

Disini pula terletak perbedaan yang sebenarnya antara paradigma definisi sosial ini dengan paradigma fakta sosial. Paradigma fakta sosial memandang bahwa perilaku manusia dikontrol oleh berbagai norma, nilai-nilai serta sekian alat pengendalian sosial lainnya. Sedangkan perbedaannya dengan paradigma perilaku sosial adalah bahwa yang terakhir ini melihat tingkahlaku mansuia sebagai senantiasa dikendalikan oleh kemungkinan penggunaan kekuatan (re-enforcement).

 

BAB IV

Paradigma Perilaku Sosial

Seperti yang dipaparkan pembahasan sebelumnya, bahwa paradigma ini memiliki perbedaan yang cukup prinsipil dengan paradigma fakta sosial yang cenderung perilaku manusia dikontrol oleh norma. Secara singkat pokok persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkahlaku individu yang brelangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan yang berpengaruh terhadap perubahan tingkahlaku. Jadi terdapat hubungan fungsional antara tingkahlaku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan aktor.

Penganut paradigma ini mengaku memusatkan perhatian kepada proses interaksi. Bagi paradigma ini individu kurang sekali memiliki kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang dating dari luar dirinya. Jadi tingkahlaku manusia lebih bersifat mekanik dibandingkan dengan menurut pandangan paradigma definisi sosial.

Ada dua teori yang termasuk kedalam paradigma perilaku sosial.

  1. Behavioral Sociology Theory, teori ini memusatkan perhatiannya pada hubungan antara akibat dari tingkahlaku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkahlaku aktor, khususnya yang dialami sekarang oleh si aktor.
  2. Exchange Theory, teori ini dibangun dengan maksud sebagai rekasi terhadap paradigma fakta sosial, terutama menyerang ide Durkheim secara langsung dari tiga jurusan :

· Pandangannya tentang emergence

· Pandangannya tentang psikologi

· Metode penjelasan dari Durkheim

Paradigma perilaku sosial ini dalam penerapan metodenya dapat pula menggunakan dengan dua metode sebelumnya yaitu kuisioner, interview, dan observasi. Namun demikian, paradigma ini lebih banyak menggunakan metode eksperimen dalam penelitiannya.

 

BAB V

Perbedaan Antar Paradigma (Suatu Penilaian)

Melalui penjelasan-penjelasan singkat diketiga bab diatas, maka tugas bab ini adalah mencari perbedaan-perbedaan yang terjadi diketiga paradigma diatas. Satu hal yang penting untuk diangkat adalah sisi point dari bab yang cukup panjang ini adalah dengan membaginya menjadi beberapa pointer-pointer penting, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Behaviorisme selain disukai banyak sosiolog juga merupakan perspektif utama sosiologi kontemporer. Sebagian besar analisa sosiologi mengabaikan arti penting behaviorisme.
  2. Konsepsi umum yang memisahkan antara teori fungsionalisme struktural dan teori konflik adalah menyesatkan. Kedua teori itu lebih banyak unsur persamaannya ketimbang perbedaannya, karena keduanya tercakup dalam satu paradigma. Perbedaan fundamental dalam sosiologi terdapat diantara ketiga paradigma yang telah dibicarakan.
  3. Implikasi lain ialah adanya hubungan antara teori dan metode yang selalu dikira dipraktekkan secara terpisah satu sama lain. Umumnya terdapat keselarasan antara teori dan metode.
  4. Ada irrasionalitas dalam sosiologi. Kebanyakan sosiolog yang terlibat dalam pekerjaan teoritis dan metodologis tidak memahami kaitan erat antara keduanya. Teoritisi yang mengira bahwa mereka beroposisi sama sekali antara yang satu dengan yang lain (antara teori konflik dan fungsionalisme struktural), nyatanya berkaitan satu sama lain. Terlihat bahwa peneliti sering memakai metode yang tak cocok untuk mencapai yujuan penelitian mereka.
  5. Terakhir dan terpenting, pertentangan antar paradigma sosiologi sangat bersifat politis. Tiap paradigma bersaing disetiap bidang sosiologi. Kebanyakan upaya dicurahkan semata-mata untuk menyerang lawan dari paradigma lain dengan berondongan kata-kata yang berlebih-lebihan. Seharusnya kita mencurahkan waktu sesedikit mungkin untuk menyerang lawan dan sebanyak-banyaknya untuk memahami pendapat mereka. Kita sudah semestinya mulai memahami bagaimana caranya memanfaatkan pemikiran paradigma lain guna mengembangkan perspektif yang lebih menyatu.

 

BAB VI

Menuju Paradigma Sosiologi Yang Terpadu

Paradigma Sosiologi yang terpadu itu harus menjelaskan :

- kesatuan makro-obyektif seperti birokrasi,

- struktur makro-subyektif seperti kultur,

- fenomena mikro-obyektif seperti pola-pola imteraksi sosial, dan

- fakta-fakta mikro-subyektif seperti proses pembentukan realitas.

 

Lalu hubungan antara keempat ini dapat diuraikan menjadi satu bentuk tabel seperti dibawah ini :

 

 

Tingkatan realitas sosial

Paradigma Sosiologi


Paradigma fakta sosial memusatkan perhatian terutama kepada realitas sosial pada tingkatan makro-obyektif dan makro-subyektif. Paradigma definisi sosial memusatkan perhatian kepada realitas sosial pada tingkatan mikro-subyektif dan sebagai mikro-obyektif yang tergantung kepada proses-proses mental (tindakan). Paradigma perilaku sosial menjelaskan sebagian realitas sosial pada tingkatan mikro-obyektif yang tak tercakup kepada proses mental atau proses berfikir, yakni yang menyangkut tingkahlaku yang semata-mata dihasilkan stimuli yang dating dari luar diri actor, yang disini disebut sebagai ‘behavior’ itu.

 

Kesimpulan

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan berparadigma banyak, mengapa dikatakan demikian ? hal ini dikarenakan, antara paradigma yang satu dengan paradigma yang lain terdapat perbedaan bahkan pertentangan pandangan tentang disiplin sosiologi sebagai suatu kebulatan dan tentang batas-batas bidang paradigma itu masing-masing. Dalam bidang ilmu ini terdapat bebrapa paradigma yang memaparkan dan menjelaskan cabang-cabang paradigmanya dan spsesifikasi bidangnya masing-masing. Setidaknya terdapat 3 paradigma yang mendasari ilmu sosiologi ini diantaranya :

1. Paradigma Fakta Sosial, yang dibagi lagi menjadi dua objek kajian :

a. struktur sosial, dan

b. pranata sosial

2. Paradigma Definisi Sosial, yang terbagi menjadi tiga teori diantaranya :

a. Teori Aksi (action theory),

b. Interaksionisme Simbolik (Simbolik Interactionism), dan

c. Fenomenologi (Phenomenology).

3. Paradigma Perilaku Sosial, terbagi menjadi dua teori diantaranya :

a. Behavioral Sociology Theory

b. Exchange Theory

Ketiga paradigma teori tersebut telah dipaparkan penjelasannya diatas beserta dengan cabang-cabang teori yang mendukung kostrruk paradigmanya. Selain itu juga banyak spesifikasi yang diberikan oleh para ahli dalam memberikaj suatu asumsi-asumsi terhadap paradigma tersebut dengan penjelasannya masing-masing.

 

Tanggapan

Substansi buku ini telah dapat dikatakan sempurna dikarenakan Ritzer mengangkat tema-per temanya sesuai dengan penjelasan yang tepat diberikan oleh para ahli dibidangnya masing-masing. Dalam buku ini Ritzer pun tak jarang memberikan bantahan-bantahannya, atau bahkan terkadang memberikan komparatif terhadap satu paradigma dengan paradigma lainnya. Namun mungkin yang ada adalah kelemahan dari penyadurnya, dimana buku yang diterjemahkannya ini masih terdapat seringkali keruwetan dalam penggunaan tanda baca. Dan juga seperti apa yang dituliskan oleh penyadurnya yaitu kelemahan dari buku yang disadurnya adalah berpangkal dari keterbatasan dan kemampuan dalam mencernakan ‘grand theories’ dari Ritzer ini.

Tapi secara totalitas di buku yang tipis ini penjelasan tentang mengapa sosiologi menjadi terdiri dari berbagai paradigma telah tercakup dengan lengkap dibuku ini dengan baik.

Sumber Resume :

Ritzer, George, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda ( penyadur : Drs. Alimandan ), CV. Rajawali, Jakarta: Januari 1985


Make a Free Website with Yola.