Agenda Setting Theory

Teori ini menetapkan titik temu antara asumsi media tentang kebutuhan publik akan informasi dan harapan publik terhadap informasi yang disajikan oleh media. Tetapi ini tidak selalu berhasil, dan yang kerap teradi adalah media mensetting pikiran khalayak. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka akan dianggap penting pula oleh masyarakat.

Uses and Gratifications Theory

Teori kegunaan dan kepuasan memandang pengguna media mempunyai kesempatan untuk menentukan pilihan-pilihan media sumber beritanya. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatan komunikasi untuk memenuhi kepuasannya.

Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif. Menurut para pendirinya, Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1984), uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.

Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam tiga fase (dalam Rosengren dkk., 1974), yaitu:

  1. Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual dalam meneliti orientasi audiens.
  2. Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi variabel-variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.
  3. Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif audiens mungkin berhubungan.

Kristalisasi dari gagasan, anggapan, temuan penelitian tentang Uses and Gratification Media mengatakan, bahwa kebutuhan social dan psikologis menggerakkan harapan pada media massa atau sumber lain yang membimbing pada perbedaan pola-pola terpaan media dalam menghasilkan pemuasan kebutuhan dan konsekuensi lain yang sebagian besar mungkin tidak sengaja.

Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Baran dan Davis, 2000) menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratification Media sebagai berikut:

1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.

2. Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan media spesifik terletak di tangan audiens

3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens

4. Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.

5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau isi harus dibentuk.

Teori Hypodermic Needle Theory

Audiens (Receiver/R) dalam teori ini dipandang bersikap pasif dan segala informasi yang diterima, dengan sendirinya juga audiens terpengaruhi sikapnya. Makanya teori ini disebut teori jaum hipodermik, karena daya serap audiens yang efektif seperti sedang menerima suntikan. Pada dasarnya, model ini berpendapat bahwa pesan langsung diterima dan seluruhnya diterima oleh penerima.

Teori perbedaan individu

Setiap orang memiliki daya selektifitas yang tinngi dalam menerima terpaan media massa sehingga antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menerima informasi dari media tersebut. Bukan menonton demo buruh, tergantung kelompok).

Teori kategori sosial

Kumpulan, kelompok, atau kategori-kategori sosial yang ada di masyarakat akan memberikan tanggapan yang seragam terhadap terpaan media.

Spiral of Silence Theory

Teori memandang adanya kecenderungan minoritas mengambil sikap diam di tengah situasi yang didominasi mayoritas. Diam dapat berarti, menyesuaikan pendapat dengan mayoritas atau menyembunyikan pendapat agar tidak terisolasi dalam kepungan mayoritas.

Teori Spiral Keheningan ini dapat diuraikan sebagai berikut: individu memiliki opini tentang berbagai isu. Akan tetapi, ketakutan akan terisolasi menentukan apakah individu itu akan mengekspresikan opini-opininya secara umum. Untuk meminimalkan kemungkinan terisolasi, individu-individu itu mencari dukungan bagi opini mereka dari lingkung­annya, terutama dari media massa.

Media massa – dengan bias kekiri-kirian mereka – memberikan interpretasi yang salah pada individu-individu itu tentang perbedaan yang sebenarnya dalam opini publik pada berbagai isu. Media mendukung opini-opini kelompok kiri dan biasanya menggambarkan kelompok tersebut dalam posisi yang dominan.

Sebagai akibatnya, individu-individu itu mungkin mengira apa yang sesungguhnya posisi mayoritas sebagai opini suatu kelompok minoritas. Dengan berlalunya waktu, maka lebih banyak orang akan percaya pada opini yang tidak didukung oleh media massa itu, dan mereka tidak lagi mengekspresikan pandangan mereka secara umum karena takut akan terisolasi. Selama waktu tersebut, karena ‘mayoritas yang bisu’ tetap diam, ide minoritas mendominasi diskusi. Yang terjadi kemudian, apa yang pada mulanya menjadi opini minoritas, di kemudian hari dapat menjadi dominan.

Diffusion of Innovation Theory

Teori ini menempatkan orang yang memiliki informasi atau penemuan sebagai orang yang memiliki potensi mempengaruhi secara massal. Pada pilihan yang inovatif: Sebuah Analisis Ekonomi dari Dinamika Teknologi, Mario Amendola dan Jean-Luc Gafford bandingkan proses inovasi dengan difusi dari inovasi sebagai “sejauh dan kecepatan yang akan digunakan untuk melanjutkan ekonomi yang unggul untuk mengadopsi teknik. Difusi atau penyesuaian ini dapat seketika atau bertahap.

 

PRKEMBANGAN MUTAKHIR ILMU KOMUNIKASI

1. Perkembangan Mutakhir Ilmu Komunikasi

A. Redefinisi Komunikasi

Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Watzlawick, Beavin dan Jackson said “we cant not communicate. Bahkan pada saat kita berdoa sekalipun.

Komunikasi berasal dari bahasa latin communico yang artinya membagi. Maksudnya membagi gagasan, ide, atau pikiran. Sedangkan makna lain dalam bahasa inggris, berasal dari kata communication dan dari bahasa belanda communicate, lalau dari bahasa latin communicatio yang berasala dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama dalam makna.

Komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila selama ada kesamaan makna antara komunikator dan komunikan.

Dari berbagai perspektif definisi komunikasi bermacam macam. Dari persfektif filsafat ,mempersoalkan tentang hakikat komunikator/komunikan , dan bagaimana ia menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan alam semesta.

Aristoteles dalam bukunya De Arte Rhetoricamerumuskan komunikasi dalam komponen, yaitu: siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan.

Dari perspektif psikologi, Hovland, Janis, dan Kelly mendefinisikan komunikasi sebagai “The process by witch an individual(the communicator) transmits stimulus (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience).

Dalam konteks ini psikologi mencoba menganalisis komunikasi antar individu; bagaimana pesan yang disampaikan menjadi stimulus yang menimbulakan respons bagi individu yang lain, bagaimana lambing lambanga dapat bermakna dan bisa mengubah perilaku orang lain.

Dari perspektif sosiologi, Collin Cherry mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan social dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Harnack dan fest mengganggap komunikasi sebagai proses interaksi diantara orang untuk tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal. Edwin Neumann mendefinisikan komunikasi sebagai proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi berfungsi.

Dalam ketiga pendapat diatas, menunjukan bahwa sosiologi meneliti komunikasi dalam konteks interaksi social untuk mencapai tujuan tujuan kelompok.

Wilbur Scramm dan Harold D . Laswell berpendapat , komunikasi itu akan berhasil apabila pesan yangdisampiakan oleh komunikator cocok dengan kerngka acuan.( frame of experience) , yakni paduan pengalaman dan pengertia (collection of experience and meaning) yang pernah di peroleh dari komunikan.

Formulasi komunikasi menurut Harold Lasswell

1. Who( siapa yang berbicara)

2. Says what( apa yang dibicarakan)

3. In which channel(menggunakan saluran apa)

4. To whom ( kepada siapa)

5. With what effect (bagaimana pengaruhnya)

Berdasarkan formulasi tersebut , komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu.

The United Aristotelian Description of Communication membagi komponen komponen diatas menjadi sepuluh komponen lagi, yaitu :

1. Source, adalah sumber atau individu yang menyampaikan pesan.

2. Encoding adalah proses penyandian atau pengalihan pikiran ke lambang lambang.

3. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang lambang(verbal / kata kata atau nonverbal/gerak gambar dan isyarat) yang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Channel adalah media atau saluran(bisa berupa media cetak atau elektronik) tempat berlalunya pesandari komuikator kepada komunikan.

5. Noise adalah gangguan yang menerpa proses komunikas sebagai akibat diterima atau tidaknya pesan pada diri komunikan.

6. Receiver(komunikan) adalah penerima pesan dai komunikator.

7. Decoding adalah proses penangkapan atau penerimaan pesan oleh komunikan dari komunikator.

8. Receiver Response adalah tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterimanya pesan.

9. Feedback adalah umpan balik atau tanggapan dari komunikan kepadakomuniator.

10. Context adalahsituasi atau lingkungan yang mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, situasi serius atau santai.

B. Lingkup Ilmu Komunikasi Mutakhir.

1. Bentuk bentuk Komunikasi :

a. Komunikasi intrapersonal (intrapesrsona communication)

b. Komunikasi Antarpersona (interpersonal communication)

c. Komunikasi kelompok (group communication)

1.komunikasi kelompok kecil (small group communication )

2.komunikasi keolpok besar (Large group communication)

d. Komunikasi massa (mass communication)

e. Komunikasi medio ( medio communication)

2. Metode komunikasi

a. Jurnalistik (journalistic)

b. Hubungan masyarakat (public relation)

c. Periklanan (Advertising)

d. Pameran ( exhibition / expositions)

e. Publisitas (publicity)

f. Propaganda

g. Perang urat saraf ( psychological warfare )

h. Penerangan

3. Teknik Komunikasi

a. Komunikasi Informative (informative communication)

b. Komunikasi persuasive (persuasive communication)

c. Hubungan koersif (coersive communication)

d. Hubungan Manusiawi (human relations)

4. Tujuan komunikasi

a. Perubahan Sikap ( attitude change )

b. Perubahan Pendapat ( opinion change)

c. Perubahan perilaku (behavior change)

d. Perubahan Sosial (social change)

5. Fungsi Komunikasi

a. Menyampaikan Informasi (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur ( to intertain)

d. Memengaruhi ( to influence)

6. Hambatan Komunikasi

a. Hambatan Sosiologis

b. Hambatan Antropologis

c. Hambatan Psikologis

d. Hambatan Semantik

e. Hambatan mekanis

f. Hambatan Ekologis

g. Hambatan Teknis

h. Hambatan Biologis

7 . Feed Back (unpan balik) Komunikasi

a. Feed back dari dalam diri

b. Feed back dari luar

c. Feed back positif

d. Feed back negative

e. Feed back tingkah laku

f. Feedback kesimpulan ( paraparase sebagai feed back)

8 Bidang Komunikasi Periode Awal

a. Komunikasi social

b. Komunikasi organisasi

c. Komunikasi politik

d. Komunikasi antarbudaya

e. Komunikasi pembangunan

f. Komunikasi lingkungan

g. Komunikasi tradisional

9. Bidang Komunikasi Periode Lanjutan / Konterporer

a. Komunikasi bisnis / perusahaan

b. Komunikasi internasional

c. Komunikasi spiritual

d. Komunikasi transcendental

e. Komunikasi peradaban

f. Komunikasi antar agama

g. Komunikasi pesantren

h. Komunikasi masjid

i. Komunikasi kesehatan

j. Komunikasi pendidikan

k. Komunikasi criminal

l. Komunikasi terminal

m. Komunikasi narapidana

C.Menelusuri Landasan Ilmiah Komunikasi

1. Paradigma Klasik

A. Filsafat sebagai akar Ilmu Komunikasi.

Filsafat merupakan pangkal ilmu pengetahuan yang mengillhami ilmu ilmu lain yng belakangan laih. Begitu juga dengan Komunikasi. Pakar pakar Komunikasi sepakat bahwa landasan inmiah ilmu ilmu komunikasi yang pertama adalah filsafat.

Filsafat melandasi ilmu komuikasi dari domain ethos,pathos, dan logos( Aristoteles dan Plato) . Ethos adalah komponen filsafat yang mengajarkan para ilmuan tetang pentingnya rambu rambu normative dalam pengembangan ilmu yang merupakan kunci utama bagi hubungan antara produk ilmu dan user atau masyarakat.

Pathos merupakan komponen filsafat yang menyangkut unsure afeksi atau emosi atau rasa yang ada pada diri manusia sebagai makhluk yang selalu mencintai keindahan, penghargaan sehingga hidup tidak dirasakan kaku danmonoton.

Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuan untuk mengambil suatu keputusn berdasarkan pada pemikiran yang bersift nalar dan rasional. Argument argument yanglogis akan menjadi ciri dalam komponen ini.

B. Psikologi sebagai akar Ilmu Komunikasi

Psikologi sesungguhnya meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku tersebut.

Fisher menyebutkan empat ciri pendekatan psikologi pada komunikasi :

1. Penerimaan stimulus secara indrawi (sensory resecption of stimulus)

2. Proses yang mengantarai stimulus dan respons (internal mediation of stimulus)

3. Prediksi respons (prediction of responses)

4. Peneguhan respons (reinforcement of response)

Namun Nina Syam mengatakan bahwa yang paling penting dalam psikologi adalah gejala gejala kejiwaan yang ada pada aliran psikologi, yang sangat bermanfaat untuk menganalisis proses komunikasi intra, manakala orang sedang melakukan proses interpetasi dari suatu stimulus, mulai dari sensasi, asosiasi, persepsi, memori, sampai dengan berfikir, baik untuk pekerjaan mengirim maupun menerima.

C. Sosiologi sebagai akar Ilmu Komunikasi

Piritim Sorokin mengatakanbahwa Sosiologi adalah ilmu untuk mempelajari :

1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macan gejala gejala social

2. Hubungan serta pengaruh timbal balik antara gejala social dan gejala gejala nonsosial

3. Ciri ciri umum semua jenis gejala gejala social .

Singkatnya Sosiologi adalah hubungan timbal balik dan saling memengaruhi antara gejala yang satu dengan gejala lainnya yang berlangsung dimasyarakat.

Para sosiolog memahami Sosiologi sabagai tatanan kehidupan masyarakat , yang meliputi :

1. Tatanan /susunan kata kata atau gagasan , merupakan budaya yang kita gunakan untuk saling memehami diantara kita

2. Susunan hubungan social sebagai struktur social

3. Susunan masyarakat di lingkunagn fisik(Ekologi)

D. Antropologi sebagai akar Ilmu Komunikasi

Antropologi dapat dipisahkan menjadi dua bagian, Antropologi fisik yang menitik beratkan pada asal usul , warna, dan bentuk fisik manusia, dna Antropologi budaya cenderung menitik beratkan pada perilaku biologis manusiasebagai kesatuan yang konstan dalam suatu budaya yang berbeda beda. Dalam konteks ini Nina Syam mengemukakan konsep budaya yang relevan dengan masalah komunikasi, yakni masalah symbol, bahasa , dan pemaknaan.

Paling tidak ada empat simbol dalam konsep budaya antara lain:

1. Objek bendera yang melambangkan bangsa, dan uang yang mengambarkan pekerjaan dan komoditi.

2. Karakteristik objek dala kultur kita

3. Gesture adalah tindakan yang memberi makna simbolis.

4. Symbol adalah jarak yang luas dari pembicaraan dan kata kata yang tertulis dalam menyusun bahasa.

2. Paradigma Kotemporer

A. Matematika sebagai akar Ilmu Komunikasi

Dalam Pandangan Konteporer , Ilmu Komunikasi lahir tidak hanya dipengaruhi oleh ilmu ilmu social saja melainkan dipengaruhi ilmu ilmu eksak juga. Dalam konteks ini Nina Syam memahami model matematis Shanon dna Weaver , yang memiliki beberapa gagasan pokok ;

1. Menurut Weaver, istilah komunikasi digunakan pada pengertian yang sangat luas., meliputi semua prosedur ,dimana pemikiran seseorang bisa memengaruhi pikiran orang lain.

2. Menurut Shannon, pada dasarnya teori informasi itu adalah teori perpindahan sinyal(Transmisi).

3. Menurut Schram, komunikasi manusia terdiri dari sejumlah komponen yang berkaitan apabila digabungkan.sistem komunikasimanusia adalah fungsional , bukan structural seperti pendapat Shannon.

Model matematisdari Shanno dan Weaver itu , pada satu sisi dapatdijadikan dasar pengembangan komunikasi konteporer, namun pada sisi lain teori ini bukan tanpa kelemahan dankritik. Kelemahan teori ini hanya memberikan gambarkan proses komunikasi yang bersifat parsial, dan komunikasi dipandang sebagai fenomena yang statis dan satu arah, serta tidak ada ruang feedback dari komunikan kepada komunikator.

B. Fisika sebagai akar Ilmu Komunikasi.

Umumnya para filsuf Komunikasi sepakat akan adanya dua aliran yang berkaitan dengan pandangan tentang pemaknaan meskipun ada perbedaan dalam pengambarannya.

Adanya korespodensi (hubungan bentuk dan isi ) antara entitas pemaknaan yang terjadi diantara dua individu, ini merupakan produk komunikasi. Komunikasi itu sendiri merupakan proses dimana pemaknaan yang sama ada pada dua tempat untuk dua orang.

C. Biologi sebagai akar Komunikasi

Selama 35 tahun terakhir ini ,penelitian dalam biologi, psikologi, dan sosiologi seperti telah diurai sebelumnya, termasuk kedalam penelitian Komunikasi, seperti :gender communication; transexul, gay&lesbian communication ; nonverbal communication. Ini semua termasuk dalam lingkup biologi komunikasi.

E. Kajian Komunikasi Kontemporer

Nina Syam , salah satu guru besar dari Unisersitas Padjajaran telah memelopori kajian ilmu Komunikasi Kontemporer pada tiga besar, yaitu;

a) Komunikasi transcendental

b) Komunikasi spiritual

c) Komunikasi Antarperadaban

Sedangkan Deddy Mulyana lebih concern terhadap kajian kajian;

a) Komunikasi lintas budaya

b) Komunikasi pendidikan

c) Komunikasi kesehatan

d) Komunikasi social

Disamping itu kajian kajian Komunikasi kontemporer dapat memfokuskan perhatiannya terhadap gejala gejala komunikasi pendididkan, Komunikasi kesehatan, Komunikasi antar agama, komunikasi pesantren, komunikasi masjid, komunikasi, terminal, dan lain lain.

Ahli komunikasi barat menarus besar perhatiannya pada kajian kajiankomunikasi kontemporer. Ada kecenderungan bahwa memang Di Barat telah muncul perkembangan tekhnologi komunikasi modern yang sangat cepat, melebihi perkiraan para ilmuan itu sendiri.

BAB III

ETIKA KOMUNIKASI :

PERSPEKTIF ISLAM

Richard Means mengatakan essensi manusia yang tinggi adalah Homo ethicus, artinya setiap manusia sebagai pembuat penilaian etika. Pentingnya etika dalam proses komunikasi bertujuan agar komunikasi kita berhasil a.k.a Komunikatif.

Wilbur Schramm menyebutnya the condition of sucsses in communication. Hubungan komunikasi akan harmonis apabila antara komunikator dan komunikan saling menumbuhkan rasa senang . Rasa senang akan muncul bila keduanya saling menghargai , dan penghargaan terhada sesama akan lahir bila keduanay saling memahami karakteristik seseorang dan etika yang diyakininya .

A. ETIKA KOMUNIKASI ANTARPERSONA

Komunikasi antarpersona merupakan sebuah konsep komunikasi yang menggambarkan bentuk komunikasi antara seseorang dan orang lain dalam suasana tatap muka .

John condon mengkaji sejumlah besar issu etika yang secara khas muncul dalam suasana komunikasi antarpersona : keterusterangan, keharmoniosan sosial, ketepata, kecurangan konsistensikata dan tindakan ,menjaga kepercayaan dan menghalangi komunikasi.

Pendapat Condon diatas cukup representatif , namun bukan berarti sudah lengkap, karena Ronald arnett juga mengemukakan standar etika yang lain. Dan pendapat mereka berdua dapat dipahami bahwa dalam melakukan komunikasi Antarpersona yang paling penting adalah :

1) Pesan dan informasi harus disampaikan apa adanya, jujur, dan tebuka, agar komunikan dapat mengambil keputusan untuk memberikan respons yang tepat dan lengkap pula.

2) Berikan waktu seluas luasnya pada komunikan untuk menyampaikan pendapatnya. Jangan sekali kali memotong pembicaraan seseorang sebelum dia selesai mengutarakan maksudnya.

3) Fokuskan perhatian dan perasaan pada temna pembicaraan

4) Tumbuhkan rasa saling percaya dan saling bergantung , bahwa kita dan dia sama sama orang baik. Saling bergantung disini, adalah kita mengganggap penting dia dan dia juga merasa penting dengan kita.

5) Perhatiak perilaku nonverbal, seperti tatapan mata yang menyenangkan, mimik muka yang bersahabat, senyuman , cara duduk yang sopan dan lainnya.

B. ETIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Komunikasi antarbudaya adalah sumber dan penerimaannya berasal dari budaya yang berbeda beda. Artinya komunikasi antarbudaya terjadi bila sipemberi pesan adalah anggota suatu budaya lainnya. Hubungan budaya dam komunikasi bersifat timbal balik dan saling memengaruhi.

Simpulan dari standar etika yang dikemukakan K.S Sitaram dan Roy Cogdell dapat dikategorikan dalam tiga hal , antara lain :

1) Kognitif (pengetahuan) tentang budaya lain , yang menjelaskan perlunya memahami landasan nilai nilai budaya dan kebiasaan yang dilakukan orang lain.

2) Afektif ( sikap ) terhadap budaya lain,yang menyatakan hendaknya menghargai dan tidang mengganggap rendah budaya orang lain (sukuisme) serta harus memperhatikan perilaku nonverbal. Arnold ludwig dalam bukunya the Importance Lying menggaris bawahi setiap implikasi etika beberapa dimensi komunikasi nonverbal ; kebohngan tidak hanya ditemukan dalam penyataan verbal.

3) Psikomotorik (perilaku) , denagn kata lain berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya perlu menghormati budaya tersebut denagn segala aspeknya, serta perlu menghindari stereotip, yaitu generalisasi yang bersifat negatif atas sekelompok orang dengan mengabaikan perbedaan perbedaan individual.

C .ETIKA KOMUNIKASI MASSA

Definisi komunikasi secra sederhana diungkapkan oleh Bittnerr, she said “ mass comunication is message communicaticated through as mass medium to a large number of people. Komunikasi massa melintasi pembagian struktural didalam masyarakat seperti ras, pekerjaan, pendidikan agama, kelas sosial , termasuk jenis kelamin. Sosiolog Charles Wright beragument bahwa media massa menyajikan jenis khusus ; sifat khalayak , pengalama komunikan dan komunikator. Bagi McLuhan , setipa media komunikasi mempunyai gramatika, yaitu aturan kerja yang erat hubugannya dengan gabungan Panca indra , yang berkaitan dengan penggunaan media oleh seseorang.

Rumusan sederhana yang dirangkai pakar pakar komunikasi mengenai etika dalam komunikasi massa yaitu :

1) Berkatian dengan informasi yang benar , jujur, sesuai dengan fakta sesungguhnya.

2) Berlalu adil dalam menyajikan informasi, tidak memihak salah satu golongan.

3) Gunakan bahasa yang bija, sopan dan hindari kata kat yang provokatif

4) Hindari gambar gambar yabg seronok.

D. ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dalam perspektif Islam , Komunikasi merupakan bagina yan tak terpisahlan dalam kehidupan manusia. Karena gerak langkah kita selalu disertai denmagn komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang Islami atau berakhlakul karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah ini bersumber pada Al-Quran dan Hadist.

Jelasnya dapat ditemukan beberapa perinsip etika berkomunikasi dalam Al-Quran:

1. …dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang baik (QS. Al-Baqarah :83)

2. Perkataan yang baik dan pemberi maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan ( Al-Baqarah :263)

3. …sekiranya kamu bersiap keras dan berhati kasar , tentulah mereka menjauhkan diri sekelilingmu(Qs Ali Imran : 154)

4. Allah tidak menyukai ucapan yang buruk ( yang diucapkan) terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya (QS An-Nissa : 154)

5. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata kata yang lemah lembut…( QS Thaahaa: 44)

6. Dan katakanlah kepada hamba hamba-ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang baik (benar) (QS An-Nahl :53).

7. Serukanlah (manusia) kepada jaln Tuhanmu denagn hikmah , dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka denagn cara yang baik pula( QS An-Nahl : 125)

8. Hai orang orang yang beriman , mengapa kamu menyatakan apa yang tidak kamu lakukan? Amat besar murka Allah apabila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (QS An-Naba :2-3)

9. Dan hamba hamba yang baik dari Tuhan yang maha penyayang itu ialah orang orang yang berjalan dimuka bumi denagn rendah hati dan apabila orang orang jahat menyapa mereka, mereka mengucapkan kata kata (yang mengandung keislaman) (QS Al-Furqaan :63)

10. Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang orang yang lain diantara bmereka (QS Al- Ankabuut :466)

Didalam hadist Nabi juga, ditemukan prinsip prinsip etika komunikasi :

1. Qulil haqqa walukana murran (katakanlah apa yang benar walaupun pahit rasanya)

2. Falyakul khairan au liyasmut (katakanlah bila benar kalu tidak bisa diamlah)

3. Laa takul qabla tafakur ( jangan berbicara sebelum berfikir vterlebih dahulu)

4. Nabi menganjurkan berbicara yang baik baik saja.

5. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW berpesan,” Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang orang …yaitu yang menjungkir balikkan (fakta) dengan lidahnya seprti seekor sapi yang mengunyah ngunyah ruput dengan lidahnya.

Prinsip prinsip etika tersebut bisa dijadikan landasan bagi setiap muslim ketika dlam melakukan proses komunikasi, baik dalam pergaulan sehari hari, berdakwah , maupun aktifitas lainnya.

BAB IV

PRINSIP PRINSIP KOMUNIKASI

MENURUT AL QURAN

Al-Quran menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Allah menciptakan manusia , mengajarkan al-bayan (Ar-Rahman: 1-4). Tafsir fath Al-Qadir mengartikan al- bayan sebagai kemampuan bekomunikasi.

Kata kunci komunikasi yang banyak terdapat dalam Al-Quran selain Al-Bayan adalah Al-Qoul. Dengan memperhatikan ini ada enam prinsip komunikasi:

A. PRINSIP QAULAN SADIDAN

Kata Qaulan Sadidan berarti pembicaran yang benar dan jujur(Pichhall mengartikannya sebagai straight to the point), lurus , tidak bohong dan tidak berbelit belit. “Diantara manusiaada yang berdebat tentang Allah tanpa ilmu,petunjuk dan kitab yang menerangi”(QS .Luqman : 20).

Al Quran menyatakan bahwa berbicara yang benar dan menyampaikan pesan dengan benar adalah prasyarat untuk kebesaran( kebaikan,kemaslahatan)amal.

Alferd Korzybski , peletak dasar teori general semantics menyatakan ada beberapa cara menutup kebenaran dengan komunikasi.

Pertama , menggunakan kata kata yang abstrak , ambigu, atau menimbulkan penafsiran yang sangat berlainan apabila kita tidak setuju dengan pandangan kawan kita.

Kedua , menciptakan istilah yang diberi makna lain berupa eufimisme atau pemutar balikan makna. Al-Quran mengajarkan bahwa salah satu strategi untuk memperbaiki masyarakat ialah memberekan bahasa yang kita pegunakan untuk mengungkap realitas bukan untuk menyembunyikannya.

Arti dari Qaulan Sadidan adalah tidak bohong . Nabi Muhammad SAW bersabda “ jauhi dusta , karena dusta itu membawa kamupada dosa, dan dosa itu membawa kamu kepada neraka. Lazimkanlah berkata jujur , karena jujur membawa kalian pada kebajikan, membawa kamu kepada surga.

Al-Quran menyuruh kita selalu berkata benar, supaya kita tidak meninggalkan keturunan yang lemah. Anak anak dilatih berkata jujur. Kejujuran melahirkan kekuatan. Kebohongan melahirkan kelemahan. Biasa berkata benar mencerminkan keberanian. Bohong sering lahir karena rendah diri, pengecut dan penakut.

B. PRINSIP KAULAN BALIGHAN

“Berkatalah pada mereka tentang diri mereka dengan qaulan balighan “(QS An-Nissa :63). Kata Baligh berarti fasih, jelas maknanya, terrang , tepat mengharapkan apa yang dikehendaki. Prinsip kaulan balighan dapat diterjemahkan sebagai komunikasi yang efektif.

Berikut perincian Al-Quran tentang Qaulan Balighan :

1. Qaulan balighan terjadi bila komunikator menyesuaikan pembicaraannya denagn sifat sifat komunikan. Dalam istilah Al-Quran , ia berbicara fi anfusihim (tentang diri mereka). Dalam istilah sunah, “berkomunikasilah kamu sesuai dengan kadar akal mereka”. Pada zaman modern, ahli komunikasi berbicara tentang frame of reference dan field of experience . Komunikator baru efektif bila ia menyesuaikan pesannya dengan kerangka rujukan dan medan pengalaman komunikannya. Didalam Al-Quran tertulis ,” Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengann bahasa kaumnya”(QS.Ibrahim:4)

2. Qaulan balighan terjadi bila komunikator menyentuh komunikan pada hati dan otaknya sekaligus. Aristoteles pernah menyebut tiga cara efektif untuk memengaruhi manusia, yaitu ethos , logos dan pathos. Dengan ethos , kita merujuk pada kualitas komunikator(pengetahuaan yang sangat tinggi ). Dengan logos kita meyakinkan komunikan tentang kebenaran argumentasi kita. Dengan pathos kita bujuk komunikan untuk mengikuti pendapat kita.

C. PRINSIP QAULAN MA`RUFAN

Kata Qaulan Ma`rufan disebutkan Allah dalam Al-Quran sebanya lima kali. Dalam QS An-Nissa :5, QS An-Nissa:8, QS Al Baqarah 235, QS Al Baqarah :263,QS Al-Ahzab : 32.

Kata ma`rufan dari kelima ayat tersebut, berbentuk isim ma`ful dari kta arafa , besinonim dengan kata al-khair atau al-ikhsan yang berarti baik. Dan wakuuluu linnasi husnan sederajat dengan kalimat qaulan ma`rufan yang bermakana perkataan yang baik atau ungkapan yang pantas.

Perkataan yang baik itu maksudnya perkataan yang menimbulkan rasa tentram dan damai bagi orang yang mendengarkannya baik interpersonal communication , group communication dan Mass communication.

Selanjutnya Rakhmat juga menjelaskan bahwa Qaulan Ma`rufan berarti perkataan yang baik. Dan Qaulan Ma`rufan berarti pembicaraan yang bermanfaat ,memberikan pengetahuan, mencerahkan pemikiran, dan menunjukan pemecahan kesulitan.

Qaulan Ma`rufan lebih banyak ditunjukan kepada wanita atau orang yang kurang beruntung kehidupannya. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang dtuntut untuk dapat berkomunikasi dengan pantas kepada orang lain.

Berdasarkan paparan tersebut, dpat disimpulakan betapa pentingnya berbicara yang baik dengan siapapun , dimanapun, dan kapanpun, dengan syarat pembicaraan itu dapat mendatangkan manfaat dan pahala baik untuk komunikator dan juga komunikan.

Kriteria kebaikan menurut Aristoteles:

1. Kebaikan mulia adalah kebaikan yang kemuliaannya berasal dar essensinya, dan membuat orang yang mendapatkannya menjadi mulia. Itulah kearifan dan nalar.

2. Kebaikan terpuji adalah kebaikan dan tindakan sukarela yang positif

3. Kebaikan potensial adalah kesiapan memperolah kebaikan mulia dan kebaikan terpuji.

4. Kebaikan yang bermanfaat adalah segala hal yang diupayakan untuk memperoleh kebaikan kebaikan lainnya .

Kebaikan itu pula dapat dikategorikan , sebagai berikut :

1. Kebaikan subtantif, yaitu kebaikan bukan terjadi kemudian , melainkan sudah bersamaan dengan Allah. Allah adalah kebaikan pertama karena segala sesuatu mengarah kepadaNya, mendambakannya untuk memperoleh kebaikan Ilahi seperti kekekalan, keabadian dan kesempurnaan.

2. Kebaikan kuantitas, yaitu kebaikan yang berkenaan dengan angka bilangan dan jumlahnya yang memadai.

3. Kebaikan yang berkenaan dengan kualitas, yaitu kenikmatan.

D. PRINSIP QAULAN KARIMAN

Kata Qaulan kariman dlam Al-Quran hanya disebutkan satu kali yaitu dlam surat Al-Isr ayat 23:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan m,enyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada Ibu-Bapakmu dengan sebaik baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu , seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ah dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia.”

Subtansi ayat diatas menggandung makna:

1. Berkenaan dengan tuntunan berakhlak kepada Allah

2. Berkenaan dengan tuntunan berakhlak kepada kedua orang tua.

Dalam tafsir Al-Azhar menjelaskan Akhlak kepada Allah merupakan pokok etika(Akhlak) sejati. Sebab ,hanya Allah semata yang berjasa pada kita, yang menganugrahi hidup kita, memberi rezeki, memberi perlindungan dan akal kecil.

Tuntunan akhlak kepaad orang tua berarti pengabdian yang wajib dilakukan seorang anak kepada kedua orang tuanya.

Khusus berkenaan dengan Qaulan Kariman yang berarti perkataan yang baik, enak didengar,dan manis dirasakan, Al Mawardi dalam buku Lidah Tak Bertulang , mengartikan Qaulan Kariman adalah perkataan dan ucapan ucapan yang baik dan mencerminkan kemuliaan.

Sedangkan Wahab Al-Zuhaily dalam Tafsir Munir mengartikan Qaulan Kariman adalah ,“Ucapkanlah kepada mereka perkataan yang lemah lembut dan baik yang disertai sikap sopan santun, hormat, dan ramah tamah dan bertatakrama.”

Lebih tegas , Al-Maraghi menjelaskan ,“Ucapkanlah denagn ucapan yang baik kepada kedua orang tua dengan ucapan yang manis , dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, sesuai denagn kesopanan yang baik, dan sesuai dengan tuntunan kepribadian yang luhur. Janganlah kalian memanggil orang tua dengan nama mereka, dan janganlah kamu meninggikan suaramu dihadapan orang tua, dan janganlah kamu meemlototkan/membelalakkan matamu terhadap mereka berdua.”

Kriteria Qaulan Kariman:

1. Kata kata yang bijaksana (fasih ,tawaduk), yaitu kata kata yang bermakna agung , teladan , dan filosofis.

2. Kata kata yang bekualitas, yaitu kata kata yang bermakna dalam, berniali tinggi, jujur, dan ilmiah. Kata kata yang sering diucapkan oleh orang orang cerdas berpendidikan tinggi dan filsuf.

3. Kata kata yang bermanfaat , yaitu kata kata yang memiliki efek positif bagi perubahan sikap dan perilaku komunikan.

E. PRINSIP KAULAN LAYYINAN

Kata qaulan Layyinan disbutkan dalam QS Thaahaa: 44 , yang bebunyi,” Maka berbicaralah kamu berdua kepadanyna dengan kata kata yang lemah lembut , mudah mudahan ia ingat akan takut.”

Menurut Al-Maraghi Qaulan Layyinan berarti pembicaraan yang lemah lembut agar lebih dapat mnyentuh hati dan menariknya untuk menerima dakwah.

Sedangkan menurut Ibnu kasir ,yang dimaksud layyinan ialah kata kata sindiran / bukan dengan kata kata terus terang.

Dan menurut Al-Zuhaily mengatakan, “Maka katakanlah kepadanya (Firaun) dengan tutur kata yang lemah lembut(penuh persaudaraan) dan manis didengar, tidak menampakkan kekerasandan nasihatilah dia dengan ucapan yang lemah lembut agar dia lebih tertarik karena dia akan merasa takuk dengan siksa yang dijadikan oleh Allah melaui lisannya.” Maksudnya agar nabi Musa dan Nabi Harun meninggalkan sikap yang kasar.

Berdasarkan tiga pendapat diatas dapat disimpulakan Qaulan Layyinan memiliki makna kata kata yang lemah lembut, suara yang enak didengar , sikap yang bersahabat, dan perilaku yang menyenangkan dalam menyerukan agama Allah.

Dengan kata kata Qaulan Layyinan, orang yang diajak berkomunikasi akan merasa tersentuh hatinya, tergerak jiwannya dan tentram batinnya , sehingga ia akan mengikuti kita.

Dari ayat Al-Hujurat ayat 2 , Luqman ayat 19, dan An-Nisaa ayat 158 dapat ditarik kesimpulan yakni :

1. Larangan bekata keras, berarti bahwa suara yang bernada keras dan tinggi akan mendatangkan emosi yang berlebihan , mengundang setan, dan meruntuhkan akal sehat.

2. Larangan berkata buruk, (kata kata yang kotor)

3. Perintah berkata lunak, yang bernada sederhana.

Dalam konteks ini Wilbur Schramm mengemukakan the contition of success in communicaton, yang memiliki 2 persyaratan , yaitu :

1. Ditinjau dari pesannya:

a) Pesan harus disusun dan direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan

b) Pesan harus menggunakan lambang lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan

c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan mengarahkan beberapa cara untuk mendapatkan kebutuhan tsb.

d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memeproleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk mendapatkan tanggapan yang dikehendaki.l

e) Pesan harus mengguanakan kata kata yang sedrhana, halus, lembut, dan tidak ambigu.

2. Ditinjau dari komunikatornya harus memiliki 2 kriteria yakni :

a) Source credibility, komunikator harus memiliki keahlian tentang masalah yang sedang dibicarakan.

b) Source attractiveness atau daya tarik komunikator

F. PRINSIP QAULAN MAYSURAN

Al-Isra Ayat 28 ,” dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas(baik).

Ayat diatas menunjukan , Allah memberikan pendidikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjunjukan sikap yang arif dan bijaksana dalam menghadapi keluarga dekat, orang miskin, dan musafir.

Secara etimologis , kata Masyuran berasal dari kata Yasara yang artinya mudah atau gampang. Digabung dengan kata Qaulan menjadi Qaulan Masyuran berarti berkata dengan mudah dan gampang. Berkata dengan mudah maksudnya kata kata yang digunakan mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan.

Dalam tafsir Al-Maraghi kata Qaulan Masyuran berarti kata kata yang mudah dan lunak.

Menurut Hamka, dalam Tafsir Al-Azhar , Qaulan Masyuran berarti kata kata yang menyenangkan. Sekalan dengan itu Wahab Al-Zuhaily dalam Tafsir Munir menyatakan “Maka ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mudah dipahami, lunak dan lemah lembut.”

Selanjutnya menurut Rakhmat bahwa Qaulan Masyuran , lebih tepat diartikan ucapan yang menyenagkan, lawannya adalah ucapan yang menyulitkan. Qaulan Ma`ruafan berisi petunjuk , Qaulan Masyuran berisi hal hal yang menggembirakan.

Para ahli komunikasi menyebutkan dua dimensi komunikasi:

1. Isi pesan (content)

2. Penyampaian pesan(metakomunikasi)

Salah satu prinsip komunikasi dalam Islam adalah setiap berkomunikasi harus bertujuan mendekatkanmanusia dengan Tuhannya dan hamba hambanya yang lain. Dan Islam mengharamkan hal yang sebaliknya .

Seorang komunikator yang baik adalah komunikator yang mampu menampilakan dirinya sehingga disukai dan disenangi orang lain. Untk bisa disenangi orang lain , ia harus memiliki sikap simpati(menempatkan diri kita secara imaginaif dalam posisis orang lain) dan empati( berada pada posisi orang lain).

Dari beberapa pendapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa simpati dan empati titik beratnya berkenaan dengan sikap seseorang yang meleburkan diri kepada perasaan orang lain yang sedang mengalami kesedihan atau kebahagiaan.

Namun dalam komunikasi, tidak hanya sikap simpati dan empati yang dianggap penting karena sikap tersebut relatif abstrak dan tersembunyi., tetapi harus dibarengi juga dengan pesan pesan komunikasi yang disampaikan secra bijaksana dan menyenangkan.

Bila pesan pesan itu disampaikan dengan bijaksana , menyentuh hati,dan menyenangkan orang yang dijaka bicara , akan melahirkan komunikasi yang komunikatif, dan pada gilirannya akan melahirkan komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang mencapai sasaran dengan baik dengan umpan balik yang positif.

Make a Free Website with Yola.