INTERAKSI SOSIAL

iwangeodrs alumni geografi ikip bandung angkatan 1981

     

Interaksi Sosial

     Faktor – Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial

Interaksi sosial terbentuk oleh factor – factor berikut ini :

  1. Tindakan Sosial
  2. Kontak Sosial
  3. Komunikasi Sosial

 

1.      Tindakan Sosial

Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam – diam . Menurut MAX WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu – individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :

  1. Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .
  2. Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat . Contoh : Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio – magis .
  3. Tindakan Tradisional ; Tindakan  yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional . Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
  4. Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang \ kelompok orang berdasarkan perasaan \ emosi

2.      Kontak Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :

  1. Kontak Sosial yang dilakukan menurut cara pihak – pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada 2 macam yaitu :
    1. Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
    2.  Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga .

 

  1. Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi . Ada 2 macam kontak sosial .
    1. Kontak Primer
    2. Kontak Sekunder

 

    1. Komunikasi Sosial

Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi disebut komunikan . Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif . Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas , berbelit – belit , bahkan mungkin sama sekali tidak dapat dipahami .

  • Bentuk – Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga , kelompok dan organisasi sosial .

 

1. Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya .

               A. Interaksi antara individu dan individu

Individu yang satu memberikan pengaruh , rangsangan \ Stimulus kepada individu lainnya . Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan , saling menegur , bercakap – cakap \ mungkin bertengkar .

                B. Interaksi antara individu dan kelompok                                                                          

Bentuk interaksi antara individu dengan kelompok : Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak . Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .

                C. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok

Bentuk interaksi seperti ini berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain . Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain .

2. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya .

       A. Imitasi

Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh : Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .

       B. Identifikasi

Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya . Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .

         C. Sugesti

Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .

          D. Motivasi

Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok.Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab .

          E. Simpati

Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih saying.

            F. Empati

Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.

 

  • Keteraturan Sosial

Keteraturan sosial  artinya menaati nilai dan norma yang berlaku. Contoh : sebuah jalan raya yang dilalui oleh berbagai jenis dan ukuran kendaraan, serta bermuatan orang dalam jumlah besar dan arah tujuan. Unsur-unsur keteraturan sosial :

1.      tertib sosial

2.      order

3.      Keajegan

4.      Pola

 

Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat pola keteraturan sosial

    1. Factor pendorong

a.       Kerja sama (cooperation)

b.      Akomodasi

    1. Faktor penghambat

a.       persaingan

b.      kontravensi

c.       konflik

  1. Lembaga Sosial

Menurut John Lewis Gillm dan John Philp Billn pengertian lembaga sosial adalah suatu lembaga sosial merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola prilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan.

  1. Kelompok Sosial

 

    1. Dilihat menurut besar anggota kelompok
    1. Kelompok sosial yang kecil
    2. Kelompok sosial yang besar

 

    1. Dilihat menurut proses terbentuknya

1.      Kelompok semu contoh:

a.       masa atau kerumunan

b.      Publik / khalayak ramai

2.      Kelompok nyata contoh:

a.       Keluarga Luas

b.      Asosiasi / perkumpulan

 

                  c.   Dilihat menurut erat tidaknya ikatan kelompok

                        1. Kelompok Paguyuban : kelompok masyarakat desa

                        2. kelompok Patembayan : kelompok masyarakat kota

 

  1. Proses internalisasi

            Adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai tua untuk belajar menanamkan dalan kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukan

 

  1. Proses sosialisasi

      Adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seseorang menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat dia hidup.

  1. Proses enkulturasi

            Adalah menyesuaikan alam dan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

  1. Proses evolusi sosial budaya

      Adalah merupakan proses perubahan suatu kebudayaan dalam jangka waktu yang lama dan bertahap.

  1. Proses difusi

Adalah proses penyebaran unsur-unsur. Kebudayaan individu yang satu kepada individu yang lain. Ada 2 tipe difusi yaitu:

a.       Difusi intra masyarakat

      Adalah difusi yang terjadi dalam suatu masyarakat

b.      Difusi antar masyarakat

Adalah difusi yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Difusi antar masyarakat dapat terjadi dalam berbagai  bentuk :

a.       Hubungan symbiotic

b.      Penetration pacifique

c.       Penetration violence

d.      Stimulus diffusion

e.       Kultur complex

6.      Proses akulturasi

Adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing. 3 kontak kebudayaan asing yang besar yaitu :

a.       Kontak dengan kebudayaan hindu-Budha pada zaman kuno (abad ke 1-15)

b.      Kontak dengan kebudayaan islam pada zaman madya (abad ke 15-17)

c.       Kontak degan kebudayaan barat pada zaman baru (abad ke 17-20)

Masing-masing kebudayaan tersebut telah mengahsilkan proses akulturasi adalah : a. akulturasi Indonesia-Hindu Budha

             b. akulturasi Indonesia- Islam

             c. akulturasi Indonesia–barat

      7.   Proses asimilasi

            Adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Factor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi adalah : a. toleransi

                            b. kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang

                            c. Suatu sikap yang menghargai orang asing dengan kebudayaannya

      8    Pembaruan atau inovasi

            Adalah proses pembaruan dalam penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal. Serta pengatuiran system tenaga kerja yang baru

 

Faktor-Faktor Penyebab Perubahan

 

1.      Komunikasi

2.      Virus H-Ach

3.      Faktor Intern penyebab perubahan masyarakat

a.       bertambah atau berkurangnya penduduk

b.      penemuan-penemuan baru

c.       konflik didalam masyarakat

konflik berupa :

1.      Konflik antar individu dalam masyrakat

2.      Konflik antar kelompok

3.      Konflik antar individu dengan kelompok

4.       Konflik antar generasi

d.      Pemberontakan ( Revolusi ) dalam tubuh masyarakat

4. Faktor ektern penyebab perubahan masyarakat :

                        1. Faktor alam fisik yang ada disekitar masyarakat

                        2. Peperangan

                        3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

                        4. Faktor – faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial

            Menurut Margono selamat mengatakan bahwa motivational for ces \ kekuatan pendorong yang mempengaruhi perubahan yaitu :

1.      Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada

2.      Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara apa yang ada dengan yang seharusnya bisa ada

3.      Adanya tekanan – tekanan dari luar seperti kompetisi , keseharusan menyesuaikan diri

1.  faktor – faktor pendorong perubahan

1.      Kontak dengan kebudayaan lain

2.      Sistem pendidikan yang maju

3.      Sikap menghargai hasil karya seseorang

4.      Toleransi terhadap perubahan yang menyimpang

5.      Sistem pelapisan sosial terbuka

2.  Faktor – factor penghalang perubahan

1.      Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

2.       Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

3.      Sikap masyarakat yang sangat tradisional

      Perubahan sosial budaya dapat dikategorikan kedalam beberapa bentuk yaitu :

1.      Perubahan secara cepat dan lambat

2.      Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan

3.      Perubahan yang mempengaruhi luas dan tidak luas    

 Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok” (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial” (p. 50).
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004, p. 216).
Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu (p. 23) :
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu (p. 49) :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.
2. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :

a. Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c. Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain (p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu (p. 26) :
a. Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

INTERAKSI SOSIAL

Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial

Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini di dasarkan kepada komunikasi. Karenanya Komunikasi merupakan dasar dari existensi suatu masyarakat. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain warga-warga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat. Apabila kita lihat komunikasi ataupun hubungan tersebut sebelum mempunyai bentukbentuknya yang konkrit, yang sesuai dengan nilai-nilai sosial di dalam suatu masyarakat, ia mengalami suatu proses terlebih dahulu. Proses-proses inilah yang dimaksudkan dan disebut sebagai proses sosial.

Sehingga Gillin & Gillin mengatakan bahwa: Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Dilihat dari sudut inilah, komunikasi itu dapat di Pandang sebagai sistem dalam suatu masyarakat, maupun sebagai proses sosial. Dalam komunikasi, manusia saling pengaruh-mempengaruhi timbal balik sehingga terbentuklah pengalaman ataupun pengetahuan tentang pengalaman masing-masing yang sama. Karenanya Komunikasi menjadi dasar daripada kehidupan sosial ia, ataupun proses sosial tersebut.
Kesadaran dalam berkomunikasi di antara warga-warga suatu masyarakat, menyebabkan suatu masyarakat dapat dipertahankan sebagai suatu kesatuan. Karenanya pula dalam setiap masyarakat terbentuk apa yang di namakan suatu sistem komunikasi. Sistem ini terdiri dari lambang-lambang yang diberi arti dan karenanya mempunyai arti-arti khusus oleh setiap masyarakat. Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu, setiap masyarakat dapat. membentuk kebudayaannya, berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing.
Dalam masyarakat yang modern, arti komunikasi menjadi lebih penting lagi, karena pada umumnya masyarakat yang modern bentuknya makin bertarnbah rasionil dan lebih di dasarkan pada lambang-lambang yang makin abstrak. Bentuk umum proses-proses sosial adalah interaksi sosial, dan karena bentuk-bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dairi interaksi, maka interaksi sosial yang dapat dinamakan proses sosial itu sendiri. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Gillin dan Gillin mengajukan dua syarat yang harus di penuhi agar suatu interaksi sosial itu mungkin terjadi, yaitu:

  1. Adanya kontak sosial (social contact)
  2. Adanya komunikasi.

Dengan demikian kontak merupakan tahap pertama terjadinya suatu interaksi sosial. Dapat di katakan bahwa urituk terjadinya suatu kontak, tidak perlu harus terjadi secara badaniah seperti arti semula kata kontak itu sendiri yang secara harfiah berarti “bersama-sama menyentuh”. Manusia sebagai individu dapat mengadakan kontak tanpa menyentuhnya tetapi sebagai makhluk sensoris dapat melakukannya dengan berkomunikasi. Komunikasi sosial ataupun “face-to face” communication, interpersonal communication, juga yang melalui media. Apalagi kemajuan teknologi komunikasi telah demikian pesatnya.

Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu tidak hanya antara individu dan individu sebagai bentuk pertamanya saja, tetapi juga dalam bentuk kedua, antara individu dan suatu kelompok manusia atau sebaliknya. Bentuk ketiga, antara sesuatu kelompok manusia dengan kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Suatu kontak sosial tidak hanya tergantung Bari tindakan ataupun kegiatan saja, tetapi juga dari tanggapan atau response reaksi, juga feedback terhadap tindakan atau kegiatan tersebut.

Kontak sosial dapat bersifat positif, apabila mengarah kepada suatu kerjasama (cooperation). Dan dapat bersifat negatif apabila mengarah kepada suatu pertentangan (conflict), atau bahkan lama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.


Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok

Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).

Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman. Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.

Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.

A. Interaksi Sosial

Interaksi Sosial
Dalam hubungan sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain, ia selalu menyesuaikan diri dengan lingkugannya, sehingga kepribadian individu, kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya baru menjadi kepribadian individu yang sebenarnya apabila keseluruhan sistem psycho-physik tersebut berhubungan dengan lingkunganya.

H. Bonner memberikan rumusan interaksi sosial yaitu bahwa suatu hubungan antara dua individu/lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial baik secara tunggal maupun secara bergabung adalah :

a. Faktor Iimitasi
b. Faktor Sugesti
c. Faktor Indentifikasi
d. Faktor Simpati

Situasi Sosial Adalah suatu kondisi tertentu dimana berlangsung hubungan atau saling berhubungan antara dua individu atau lebih. Situasi ini dibedakan menjadi dua :

a. Togetherness Situation atau situasi kebersamaan yaitu suatu situasi dimana sejumlah individu berkumpul.
b. Group Situation disebut juga situasi kelompok atau kelompok sosial.

Dalam kehidupan sosial selalu akan kita jumpai dua macam kenyataan yaitu : pertama, social things atau benda-benda sosial yang ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor kebutuhan, minat dan kepercayaan. Kedua, Social Fact atau kenyataan sosial itu sendiri.

Ciri-ciri dan peranan situasi kelompok sosial terhadap individu dan sebaliknya. Menurut F.H. Allport , dalam eksperimennya bahwa situasi kebersamaan itu pada dirinya sendiri sudah dapat mempengaruhi tingkah laku manusia sehingga menjadi berlainan dibandingkan dengan tingkah laku manusia itu dalam keadaan sendirian.

Sedangkan eksperimen Rosenbaum dan Blake mengatakan bahwa dalam keadaan kebersamaan akan mudah berlangsung proses imitasi dan sugesti. Dan pada eksperimen Asch bahwa akan nyata betapa peranan sugesti dalam situasi sosial pada umumnya dan didalam situasi keadaan kebesamaan pada khususnya.

PROSES INTERAKSI SOSIAL
Interaksi Sosial
Interaksi terjadi jika satu individu melakukan tindakan, sehingga menimbulkan reaksi pada individu-individu yang lain.
Karena itu interaksi terjadi dalam kehidupan sosial. Dengan kata lain interaksi dapat diartikan hubungan timbal balik atau
saling mempengaruhi diantara gejala aneka kehidupan yang dilakukan oleh manusia.
Interaksi sosial merupakan sarana atau alat dalam mencapai kehidupan sosial. Adanya interaksi sosial merupakan naluri
manusia yang sejak lahir membutuhkan pergaulan dengan sesamanya(gregoriousness).
Adapun kehidupan sosial meliputi:
- kegiatan-kegiatan bersama
- keteraturan sosial dan control sosial
- berkomunikasi antar sesama
- pendidikan Jenis-jenis Interaksi Sosial
Interaksi sosial ada tiga macam, yaitu:
a. Interaksi antara individu dan individu
Dalam interaksi itu individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan, atau stimulus kepada individu lainnya.
Sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respons. Wujud interaksinya
dapat berupa kerlingan mata, jabat tangan, saling menyapa, bercakap-cakap, atau mungkin bertengkar, interaksi social
dapat terjadi tanpa berbincang-bincang, misalnya, orang yang sedang marah, tidak menyapa terhadap temannya, saling
berdiam diri atau orang yang bertingkah aneh yang mengundang perhatian orang banyak.
b. Interaksi antara individu dan kelompok
Dalam interaksi itu seorang individu berinteraksi sosial dengan kelompok. Contohnya, seorang ketua kelas yang sedang
memberlkan penjelasan di depan teman-temannya mengenai pembagian tugas piket kelas, atau seorang mahasiswa
praktek kerja lapangan (PKL) yang sedang mengajar didepan kelas.
Interaksi antara kelompok dan kelompok
Dalam interaksi ini kepentingan individu-individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, dan berhubungan dengan
kepentingan individu-individu dalam kelompok lain. Contohnya, kelompok dasawisma dalam suatu RT mengundang
dasawisma kelompok lain dalam rangka syukuran atas kemenangannya pada lomba simulasi P-4. Ciri-ciri Interaksi Sosial
Ciri-ciri Interaksi sosial ada empat macam:
a. Pelakunya lebih dari satu orang.
b. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan
oleh pelakunya.
d. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
a. Proses-proses social yang asosiatif
Artinya adalah proses-proses social yang mengarah pada kesatuan yang terwujud dalam bentuk sebagai berikut.
1) Kerja sama (cooperation)
Ada empat bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut.
- Tawar menawar(bargaining) adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua
organisasi atau lebih.
- Kooptasi(cooptation) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik
dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghundari kegoncangan dalam organisasi.
- Koalisasi(coalitation) adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
- Joint Venture adalah kerja sama dalam mengusahakan proyek-proyek tertentu.2) Akomodasi (accomodation)
Akomodasi yaitu cara untuk menyelesaikan pertentengan tanpa menghancurkan pihak lawan. Akomodasi sebagai suatu
proses mempunyai beberapa bentuk, sebagai berikut.
- Koersi (coertion) yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya terjadi karena adanya paksaan dari pihak yang lebih kuat.
- Kompromi yaitu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibatn masing-masing mengurangi tuntutannya agar
tercapai suatu penyelesaiannya.
- Arbitrase yaitu penyelesaian pertentangan oleh pihak ketiga yang dipilah oleh kedua belah pihak.
- Mediasi yaitu hampir sama dengan arbitrase tetapi pihak ketiga netral, hanya sebagai penasihat.
- Konsiliasi yaitu suatu usaha mempertemukan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya persetujuan bersama.
- Toleransi yaitu suatu usaha untuk menghindarkan diri dari perselisihan dengan membiarkan atau menghormati pihak
lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.
- Stalemate yaitu suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan yang
dPrince Of Smart || Website Online
http://bumikupijak.com Powered by Joomla! Generated: 3 February, 2010, 15:48
seimbang sehingga berhenti pada titik tertentu tanpa bias maju ataupun mundur.
- Adjudikasi yaitu suatu penyelesaian perkara melalui pengadilan.
3) Asimilasi (asimilation)
Asimilasi yaitu suatu proses yang ditandai oleh adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat
antara orang perorangan aatau kelompok-kelompok manusia.
Proses asimilasi dapat terjadi apabila:
a) ada kelompok-kelompok yang berbeda budayanya.
b) saling bergaul langsung dan intensif untuk waktu yang lama, serta
c) kebudayaan dari kelompok-kelompok tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
b. Proses-proses social disosiatif
Artinya adalah proses-proses social yang memgarah pada perpecahan. Proses-proses sosial disosiatif atau bersifat
oposisi ada tiga bentuk sebagai berikut.
1) Persaingan/kompetisi (competition)
Persaingan yaitu proses social dimana individu atau kelompok manusia bersaing untuk mencapai keuntungan dan tujuan
tertentu tanpa memggunakan ancaman atau kekerasan.
2) Kontravensi (contravertion)
Kontravensi yaitu sikap mental yang bersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan golongan
tertentu (antara persaingan dengan pertentangan atau pertikaian).
3) Pertentangan/pertikaian (conflict)
Pertentangan yaitu suatu proses social dimana orang perorang atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan
jalan menantang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan.
Interaksi social yang terjadi antara individu-individu dalam menjalankan peran social sesuai dengan kedudukannya di
masyarakat.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
a. Kontak Sosial Menurut Caranya
1. Kontak Langsung, terjadi secara fisik. Misalnya, berjabat tangan, memukul, tersenyum, dan lain-lain.
2. Kontak Tidak Langsung, terjadi melalui media, atau perantara tertentu. Misalnya, pesawat telepon, radio, TV, surat,
dan lain-lain.
b. Kontak Sosial Menurut Bentuknya
1. Kontak antara individu dengan individu, misalnya tindakan seorang anak mempelajari kebiasaan-kebiasaan keluarga.
2. Kontak antara kelompok dengan kelompok, misalnya intivasi bola voli antarsiswa SMA se-Bandung.
3. Kontak antara individu dengan kelompok, misalnya tindakan seorang guru mengajar siswa agar mereka mempunyai
persepsi yang sama tentang sebuah masalah.
c. Kontak Sosial Menurut Sifatnya
1. Kontak positif mengarah pada suatu kerja sama. Misalnya, seorang pedagang melayani pelanggannya dengan baik
dan si pelanggan merasa puas dalam transaksi tersebut.
2. Kontak negatif mengarah pada suatu pertentangan bahkan berakibat memutuskan interaksi sebagaimana tampak
dalam perang Iran-Irak.
d. Kontak Sosial Menurut Hubungannya
1. Kontak Primer terjadi apabila orang yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap muka. Misalnya,
orang-orang tersebut berjabat tangan, saling melemparkan senyum, dan seterusnya.
2. Kontak Sekunder memerlukan suatu perantara atau media, baik orang maupun alat. Misalnya, hubungan dalam era
globalisasi sekarang menggunakan telepon, internet dan lain-lain.
Harus ada Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses saling memberikan tafsirab kepada/dari pelaku pihak laindan melalui tafsian itu lalu
mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud/pesan yang ingin disampaikan oleh pihak lain atau cara-cara agar
hubungan manusia berlangsung efisien dan efektif. Faktor-faktor penyebab terjadinya interaksi sosial
a. Imitasi
Imitasi atau dorongan untuk meniru mempunyai peran penting dalam proses interaksi social. Segi positifnya adalah
imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah dan nilai yang berlaku. Namun, imitasi dapat pula
mengakibatkan hal yang negatif, misalnya, meniru tindakan yang menyimpang. Selain itu imitasi juga dapat melemahkan
atau mematikan pengembangan daya kreasi seseorang.
b. Sugesti
Sugesti dapat berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
diterima oleh pihak lain. Jadi proses ini hamper sama dengan imitasi, tetapi titik tolaknya berbeda. Berlangsungnya
sugesti dapat terjadi, karena pihak yang menerima dilanda emosi yang dapat menghambat daya berpikir rasional dan
akal sehat.
c. Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadikan sama (identik atau
serupa) dengan pihak lain. Identifikasi ini lebuh mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat
terbentuk atas dasar proses ini.
Berlangsungnya identifikasi mengakibatnkan terjadinya pengaruh yang lebih mendalam daripada proses imitasi dan
sugesti. Ada kemungkinannya, bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali dengan imitasi atau sugesti.
dPrince Of Smart || Website Online
http://bumikupijak.com Powered by Joomla! Generated: 3 February, 2010, 15:48
d. Simpati
Simpati merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan
seseorang memegang peranan yang penting. Dorongan utamanya yaitu keinginan untuk memahami pihak lain dan
untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaannya dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari
pihak lain yang dianggap pribadinya lebih tinggi dan harus dihormati, karena mempunyai kelebihan atau kemampuan
tertentu yang patut dijadikan teladan. Proses simpati akan berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling
mengerti dapat ditumbuhkan.
e. Empati
Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi perasaan
organisme tubuh yang sangat dalam. Contohnya kalau kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat
atau teman dekat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka. Kita tidak hanya merasa
kasihan terhadap musibah itu, tetapi, kita ikut merasakan penderitaannya.
f. Motivasi
Bila dibandingkan dengan sugesti yang lebih bersifat negative karena mampu mendorong orang berperilaku atau
bertindak irasional, maka motivasi lebih bersifat positif.
Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulas yang diberikan seorang individu lainnya sedemikian
rupa, sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis,
rasional, dan penuh tanggung jawab.
Tingkat hubungan dalam interaksi sosial
- Mendalam, jika interaksi dilakukan atas dasar ikatan batin, kasih saying, dan mempengaruhi pembentukan kepribadian
sesorang atau kelompok. Contohnya, hubungan dalam keluarga; antara orang tua dengan anak-anaknya;hubungan
antara saudara;hubungan antara suami dan istrinya.
- Menengah, jika interaksi dilakukan untuk waktu yang cukup lama dan mempengaruhi kebutuhan hidup dan karir
seseorang atau sekelompok orang, seperti hubungan atasan dengan bawahan, serta hubungan antar rekan sekerja.
- Dangkal, jika interaksi social dilakukan untuk waktu sesaat atas kepentingan, keuntungan, dan kebutuhan sesaat yang
ingin dicapai, seperti hubungan antar pembeli dan pedagang, supir dengan penumpang taksi.

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok.

Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu KONTAK SOSIAL dan KOMUNIKASI SOSIAL.

Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung.

Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati

Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai.

Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.

Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya.

Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.

Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam.

Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif

Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.

Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara membentak.

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

  1. Pendahuluan

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

  1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :

  1. Imitasi

Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku

  1. Sugesti

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

  1. Identifikasi

Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

  1. Proses simpati

Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

  1. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.

Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :

  1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
  2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak.

Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :

  1. Adanya orang perorangan

Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebuasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.

  1. ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya

kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memkasa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.

  1. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.

Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umumu.

Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.

Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst.

Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gera-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.

Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.

  1. Kehidupan yang Terasing

Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehiduapan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat disebaban karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnua. Padahal perkembangan jiwa seseorag banyak ditentuan oleh pergaulannya dengan orang lain.

Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salat satu indrany. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa kepribadian orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama sekali.

Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi.

  1. Bentuk-bentu Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.

Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :

  1. Proses-proses yang Asosiatif
    1. Kerja Sama (Cooperation)

Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.

Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.

Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooleykerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”

Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :

  1. Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
  2. Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
  3. Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
  4. Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.

Ada 5 bentuk kerjasama :

  1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
  2. Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
  3. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
  4. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
  5. Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
    1. Akomodasi (Accomodation)

Pengertian

Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.

Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.

Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :

  1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
  2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
  3. Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
  4. mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

Bentuk-bentuk Akomodasi

  1. Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
  2. Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
  3. Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
  4. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
  5. Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
  6. Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
  7. Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

Hasil-hasil Akomodasi

  1. Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat

Akomodasi dan intergrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru.

  1. Menekankan Oposisi

Sering kali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak lain

  1. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
  2. Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah
  3. Perubahan-perubahan dalam kedudukan
  4. Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi

Dengan adanya proses asimilasi, para pihak lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati.

Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

Proses Asimilasi timbul bila ada :

  1. Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
  2. orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
  3. kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri

Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilii syarat-syarat berikut ini

  1. Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama
  2. interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan
  3. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer
  4. Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.

Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :

  1. Toleransi
  2. kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
  3. sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
  4. sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
  5. persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
  6. perkawinan campuran (amaigamation)
  7. adanya musuh bersama dari luar

Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi

  1. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
  2. kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
  3. perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
  4. perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
  5. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi
  6. In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
  7. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
  8. faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.

Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.

  1. Proses Disosiatif

Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :

Persaingan (Competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :

  1. Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
  2. Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk persaingan :

  1. Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
  2. Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
  3. Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
  4. Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :

  1. Menyalrkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
  2. Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
  3. Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
  4. Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (”fungsional”)

Hasil suatu persaingan terkait erat dengan pelbagai faktor berikut ini ”

  1. Kerpibadian seseorang
  2. Kemajuan : Persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja keras dan memberikan sahamnya untuk pembangunan masyarakat.
  3. Solidaritas kelompok : Persaingan yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
  4. Disorganisasi : Perubahan yang terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada struktur sosial.

Kontraversi (Contravetion)

Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 :

  1. yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
  2. yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
  3. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
  4. yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
  5. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.

Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst.

Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :

  1. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
  2. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
  3. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.

Tipe Kontravensi :

  1. Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
    1. Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
    2. Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
  1. Antagonisme keagamaan
  2. Kontravensi Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya
  3. Oposisi moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.

Pertentangan (Pertikaian atau conflict)

Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.

Sebab musabab pertentangan adalah :

  1. Perbedaan antara individu
  2. Perbedaan kebudayaan
  3. perbedaan kepentingan
  4. perubahan sosial.

Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.

Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:

  1. Pertentangan pribadi
  2. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
  3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
  4. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
  5. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara

Akibat-akibat bentuk pertentangan

  1. Tambahnya solidaritas in-group
  2. Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
  3. Perubahan kepribadian para individu
  4. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
  5. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak

Baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang terdapat pada setiap masyarakat.

PENGERTIAN KOMUNIKASI KELOMPOK

Menurut Anwar Arifin komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Dari dua definisi di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

Menurut Dedy Mulyana kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Pada komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.

Berikut beberapa klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya menurut para ahli :

v Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya :

Ø Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana pribadi saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

Ø Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

Ø Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

Ø Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.

Ø Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.

v Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.

v Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif melihat proses pembentukan kelompok secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga:

· kelompok tugas.

· kelompok pertemuan.

· kelompok penyadar.

Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh setiap anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Teori Perbandingan Sosial

Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan kelompok kita dengan kelompok lain. Hal-hal yang dibandingkan hampir semua yang kita miliki, mulai dari status sosial, status ekonomi, kecantikan, karakter kepribadian dan sebagainya. Konsekuensi dari pembandingan adalah adanya penilaian sesuatu lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Melalui perbandingan sosial kita juga menyadari posisi kita di mata orang lain dan masyarakat. Kesadaran akan posisi ini tidak akan melahirkan prasangka bila kita menilai orang lain relatif memiliki posisi yang sama dengan kita. Prasangka terlahir ketika orang menilai adanya perbedaan yang mencolok (Myers, 1999). Dalam masyarakat yang perbedaan kekayaan anggotanya begitu tajam prasangka cenderung sangat kuat. Sebaliknya bila status sosial ekonomi relatif setara prasangka yang ada kurang kuat.

Para sosiolog menyebutkan bahwa prasangka dan diskriminasi adalah hasil dari stratifikasi sosial yang didasarkan distribusi kekuasaan, status, dan kekayaan yang tidak seimbang diantara kelompok-kelompok yang bertentangan (Manger, 1991). Dalam masyarakat yang terstruktur dalam stratifikasi yang ketat, kelompok dominan dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk memaksakan ideologi yang menjustifikasi praktek diskriminasi untuk mempertahankan posisi menguntungkan mereka dalam kelompok sosial. Hal ini membuat kelompok dominan berprasangka terhadap pihak-pihak yang dinilai bisa menggoyahkan kepercayaan mereka. Sementara itu kelompok yang didominasi pun berprasangka terhadap kelompok dominan karena kecemasan akan dieksploitasi.

Teori Perbandingan Sosial (Social Comoarison Theory)

Teori atau pendekatan perbandingan sosial mengemukakan bahwa tindak komunikasi dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap, pendapat dan kemampuannya dengan individu-individu lainnya. Pada pandangan teori perbandingan sosial ini, tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan, jika muncul ketidak setujuan yang berkaitan dngan suatu kejadian atau peristiwa, kalau tingkat kepentingannya peristiwa tersebut meningkat dan apabila hubungan dalam kelompok (group cohesivenes) juga menunjukkan peningkatan.

Selain itu, setelah suatu keputusan kelompok dibuat, para anggota kelompok akan saling berkomunikasi untuk mendapatkan informasi yang mendukung atau membuat individu-individu dalam kelompok lebih merasa senang dengan keputusan yang dibuat tersebut.Teori perbandingan sosial ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penuruanan.

Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theori)

Teori kepribadian merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada cirri-ciri populasi atau karakteristik individu seperti umur, kecendekiawanan (intelligence), sementara cirri-ciri kepribadian atau suatu efek yang memungkinkan kelompok bertindak sebagai satu keseluruhan, merujuk pada peran-peran spesifik, dan posisi status. Dinamika kepribadian diukur oleh apa yang disebut dengan synergy, yaitu tingkat atau derajat energi dari setiap individu yang dibawa dalam kelompok untuk digunakan dalam melaksanakan tujuan-tujuan kelompok. Banyak dari synergy atau energi kelompok harus dicurahkan ke arah pemeliharaan keselarasan dan keterpaduan kelompok.

Teori Percakapan Kelompok (Group Achievement Theory)

Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaaan masukan dari anggota (member input), variable-variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan (expectation) yang bersifat individual. Sedangkan variable-variabel perantara merujuk pada struktur-struktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan-tujuan kelompok.

Yang dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas atau tujuan kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Dengan kata lain, perilaku, interaksi dan harapan-harapan (input variables) mengarah pada struktur formal dan struktur peran (mediating variables) sebaliknya variabel ini mengarah pada produktivitas, semangat dan keterpaduan (group achievement).

Teori Pertukaran Sosial (Socual Exchange Theory)

Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji hubungan di antara dua orang (dydic relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut. Perumusan tersebut mengasumsikan bahwa interaksi menusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan bahwa biaya (cost) dan imbalan (reward) dipahami dalam situasi yang akan disajikan untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial.

Jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan.

BAB 2
INTERAKSI SOSIAL DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA


Tindakan Sosial dibedakan menjadi 4 tipe tindakan ;

1.Tindakan Sosial Instrumental
dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai dengan didasari tujuan yang telah matang dipertimbangkan.
2.Tindakan Sosial Berorientasi Nilai
dilakukan dengan memperhitungkan manfaat dan tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan.
3.Tindakan Sosial Tradisional
termasuk kebiasaan yang berlaku selama ini dalam masyarakat
4.Tindakan Afektif
sebagian besar tindakan dikuasai oleh perasaan atau emosi tanpa perhitungan atau pertimbangan yang matang.

A.INTERAKSI SOSIAL
Artinya semua tindakan yang melibatkan 2 belah pihak
FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI SOSIAL(SOERJONO SOEKANTO)
1.Imitasi :Tindakan sosial meniru sikap,tindakan dll seorang secara berlebihan.
Contoh:siswa meniru sikap,tindakan dll seorang bintang film terkenal;rambut
Gondrong ,memakai anting , memakai gelang dan kalung berlebihan

2.Sugesti: pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain
Contoh: seorang ayah akan lebih baik menganjurkan anak-anaknya yang masih
Bersekolah untuk rajin belajar agar kelak menjadi orang yang sukses.

3.Identifikasi: kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain dan proses identifikasi ini berlangsung secara kurang disadari oleh seseorang.

4.Simpati : Proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain..agar dapat berlangsung,diperlukan adanya pengertian antara kedua belah pihak.

SYARAT-SYARAT INTERAKSI SOSIAL
a.Kontak . dibedakan menjadi:
1.Kontak Antarindividu
2.Kontak antar kelompok
3.Kontak antara Individu dan suatu kelompok
Kontak Sosial langsung –tidak langsung
Dibedakan menjadi:1.kontak Primer = hubungan timbal balik
Yang terjadi secara langsung.
Contohnya:tatap muka dll
2. kontak Sekunder = hubungan yang
memerlukan pihak ketiga atau lebih untuk
melakukan hubungan timbale balik tsb.

b.Komunikasi. adalah hubungan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain yang saling mempengaruhi diantara pihak yang satu dengan yg lain. Dengan komunikasi,sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain dan komunikasi dapat efektif apabila pesan atau pembicaraan yang disampaikan atau diucapkan sama oleh pihak penerima pesan tersebut.

Komponen-komponen Komunikasi:
1.Pengirim atau komunikator(sender)
2.Penerima atau komunikan (receiver)
3.Pesan(Message)=isi yang akan disampaikan
4.Umpan balik(feedback)=tanggapan dari penerima atas isinya
B.BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
a. Kerja Sama(cooperation)= berusaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk kerja sama:1.Kerja sama spontan = kerjasama secara
Serata-merta
2.Kerja sama langsung = kerjasama sebagai
hasil dari perintah atasan kepada bawahan
3.Kerja sama kontrak=kerjasama atas dasar
syarat-syarat yang disepakati bersama
4.Kerja sama tradisional= kerjasama
sebagian atau unsur-unsur tertentu dari
sistem social

b. Akomodasi(Acomodation)= adanya keseimbangan interaksi social dalam kaitannya dengan norma dan nilai yg ada didalam masyarakat. Dibedakan menjadi :
1.Koersi = akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yg lebih lemah
2.Kompromi
3.Arbitrasi=akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak
sanggup mencapai kompromi sendiri.
4.Mediasi=akomodasi yang hamper sama dengan arbitrasi.namun,pihak ketiga yang bertindak sebagai penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang memberi keputusan –keputusan penyelesaian antara kedua belah pihak
5.Konsiliasi=akomodasi untuk mempertemukankeinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
6.Toleransi
7.Stalemate=akomodasi pada saat kelompok terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
8.Ajudikasi=penyelesaian masalah melalui pengadilan atau jalur hokum
c.Asimilasi. menyesuaikan kemauannya dengan kemauan
Syarat asimilasi:
1.Terdapat jumlah kelompok yang berbeda kebudayaannya
2.Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok
3.Kebudayaan masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri
d.Akulturasi.= proses penerimaan dan pengolahan unsure-unsur kebudayaan asing menjadi bagian kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya asli.

2.Proses Disosiatif(Opposition Processes)
dibedakan menjadi:1.Persaingan(Competition)
2.Kontravensi= proses sosial yang ditandai
ketidakpastian,keraguan,penolakan dll
yang tidak diungkapkan secara terbuka
3.Pertikaian=pertikaian perselisihan bersifat
terbuka karena semakin tajam perbedaan.
4.Konflik
Faktor penyebab Konflik:
1.Perbedaan individu
2.Perbedaan latar belakang kebudayaan
3.Perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok
4.Perubahan nilai yang cepat atau mendadak
Menurut Dahrendorf konflik dibedakan menjadi 5 yaitu:
1.Konflik-konflik antara atau dalam peranan sosial
2.Konflik-konflik antara kelompok-kelompok yang terogranisasikan dan yang tidak terorganisasikan
3.konflik-konflik antara kelompok-kelompok sosial
4.Konflik-konflik antara satuan nasional
5.Konflik-konflik antara Negara-negara atau antara Negara dengan organisasi internasional
Segi positif suatu konflik:
a.dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas
b.dapat memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai,serta hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok
c.Merupakan jalan mengurangi ketegangan antar individu dan kelompok
d.membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru
e.dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat

C.Proses Pembentukan Kelompok , Lembaga ,dan Organisasi Sosial

KELOMPOK adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi atau komunikasi.
4 macam kelompok:
a. Kelompok Statis= kelompok bukan organisasi , tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis diantaranya
b. Kelompok Kemasyarakatan=kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial antara anggotanya
c.Kelompok Sosial
d.Kelompok asosiasi

Faktor Pembentuk Kelompok sosial :
a. Kedekatan
b. Kesamaan

LEMBAGA =Sistem norma untuk mencapai tujuan yang dianggap penting masyarakat
Lembaga-lembaga terbentuk dari norma-norma yang ada dimasyarakat setelah itu mengalami proses pelembagaan dan dengan internalisasi sehingga norma itu dikenal,diakui,dihargai,kemudian ditaati

Fungsi Lembaga Sosial:
1.Memberikan pedoman masyarakat agar bertingkah laku menghadapi masalah-masalah atau bergaul dalam masyarakat
2.Menjaga Keutuhan masyarakat
3.Memberikan pegangan masyarakat untuk mengadakan sistem pengadilan sosial terhadap tingkahlaku anggota-anggotanya

Ciri-Ciri lembaga sosial menurut Gillin&Gillin:
a.Pola pemikiran dan perilaku terwujud dalam aktivitas masyarakat
b.Mempunyai tingkat kekekalan tertentu
c.Mempunyai satu atau beberapa tujuan
d.Ada alat kelengkapan untuk mencapai tujuannya
e.Memiliki lambang yang merupakan symbol yang menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga
f. Memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis

KELAS SOSIAL(Social Class)
Menurut Soerjono Soekanto,kelas sosial hampir sama dengan lapisan sosial tanpa membedakan faktor uang ,tanah atau kekuasaan.

Kornblum mengartikan kelas sosial hampir sama dengan kasta,hanya penentuannya didasarkan pada kriteria ekonomi,bersifat terbuka dan tidak homogen

Max Weber menyebutkan dalam kelas sosial terdapat golongan yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat yang disebut stand

Kriteria Penggolongan kelas:
a. jumlah anggota
b.Kebudayaan yang sama yang menentukan hak dan kewajiban
warganya
c.kelanggengan
d.tanda atau simbol atau lambang yang merupakan cirri khas
e.batas-batas yang tegas bagi kelompok itu maupun kelompok lain
f.antagonisme tertentu

KEDUDUKAN SOSIAL= posisi orang dalam kelompok atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain disekitarnya.
Macam kedudukan sosial:
a. Ascribed Status=kedudukan sosial dalam masyarakat yang diperoleh secara otomatis melalui kelahiran atau keturunan
b. Achieved Status= kedudukan yang dicapai seseorang melaui usaha-usaha yang disengaja.
c.Assigned Status= status sosial yang diberikan kepada seseorang yang berjasa telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

PERAN(Role)= Pelaksanaan hak dan kewajiban orang sesuai kedudukan sosialnya.
akibat individu-individu yang memainkan macam-macam peran:
a. Konflik Peran
b. Ketegangan Peran.=seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan peran
c. Kegagalan Peran : Seseorang tidak sanggup menjalankan beberapa peran sekaligus
d.Kesenjangan peran(Role Distance)

ORGANISASI SOSIAL = suatu kerjama sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan saling berinteraksi.
Jenis organisasi berdasarkan resmi tidaknya:
a. Organisasi forma:OSIS,PSSI,PWI
b. Organisasi Informal:Karang taruna,kelompok pecinta alam disekolah,grup band terkenal(tidak perlu proses panjang)

D.PERUBAHAN DAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA
Terjadi akibat adanya interaksi manusia dan kelompok sehingga
Terjadi proses saling mempengaruhi dan kerjasama.
Perubahan sosial=perubahan yg terjadi waktu tertentu terhadap organisasi sosial mayarakat seperti nilai-nilai,norma,kebudayaan dll.

Teori-teori yang menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan sosial:
a.Teori Evolusi (Evolutionary Theory)
b.Teori Konflik(Conflict Theory)
c.Teori Fungsionalis(Functionalist Theory)
d.Teori Siklis(Cyclical Theory)

Faktor-faktor penyebab perubahan sosial(Soekanto):
a. Faktor Internal
1.Bertambahnya atau berkurangnya penduduk
2.Adanya penemuan baru
3.Pertentangan konflik masyarakat
4.Terjadinya pemberontakan atau revolusi
5.Ideologi
b. Faktor Eksternal
1.lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
2.Peperangan
3.Pengaruh kebudayaan masyarakat lain


Pengertian Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang kedudukan individu dan masyarakat ini. Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa individu lebih dominan daripada masyarakat, tetapi di pihak lain berpendapat bahwa masyarakat lebih dominan daripada individu. Sementara itu terdapat pendapat yang mengambil posisi tengah yang mengatakan bahwa antara individu dan masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi. Sejumlah kritik diajukan kepada sosiologi, yaitu 1) sosiologi adalah ilmu yang sulit, 2) sosiologi hanya merupakan kumpulan dari berbagai kajian ilmu sosial lainnya, dan 3) tidak ada lapangan yang khusus bagi sosiologi karena objeknya telah banyak digarap oleh ilmu-ilmu sosial lainnya.

Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk pada ilmu filsafat. Dengan demikian pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang masyarakat. Sosiologi mengalami perkembangan yang pesat pada abad ke-20, di mana pada masa ini mulai banyak bermunculan berbagai cabang sosiologi, seperti sosiologi industri, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, dan lain-lain. Pemikiran para ahli yang mengkonsentrasikan diri pada masalah kajian sosiologi ini dibedakan atas tokoh-tokoh sosiologi klasik dan tokoh-tokoh sosiologi modern.


Bidang Kajian Sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu sosial yang mempunyai fokus kajian mengenai tingkah laku manusia mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain bidang kajian Sosiologi Industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan, dan lain-lain.

Sosiologi Industri mengkaji masalah fenomena industri dengan menitikberatkan kajiannya pada faktor manusia, dan mengaitkannya dengan faktor mesin serta mekanisme kerja pabrik yang berorientasi pada efisiensi dan efektivitas. Sedangkan Sosiologi Hukum merupakan cabang sosiologi yang mengkaji fenomena-fenomena hukum yang ada di masyarakat. Sementara itu Sosiologi Pendidikan mengkaji proses-proses sosiologis yang berlangsung dalam lembaga pendidikan dengan tekanan dan wilayah tekanannya pada lembaga pendidikan. Di lain pihak Sosiologi Perilaku Menyimpang mengkaji perilaku dan kondisi yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang sudah disepakati dalam masyarakat.

Dalam melakukan kajiannya, terutama pada masyarakat modern, sosiologi perlu bekerja sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya membentuk kajian multidisipliner. Antropologi bisa membantu sosiologi dalam hal metodologi mengingat antropologi mempunyai pengalaman yang sangat panjang dalam melakukan penelitian yang bersifat kualitatif. Psikologi bisa memberi masukan bagi sosiologi dalam hal informasinya mengenai kecenderungan-kecenderungan yang sifatnya individual. Sementara itu sosiologi juga harus meminta bantuan ahli sejarah untuk memberi informasi tentang proses historis yang ada dalam fenomena perubahan sosial

1
Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.


Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok

Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).

Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman. Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.

Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.

Make a Free Website with Yola.